Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Donald Trump Featured TikTok

    Donald Trump Klaim Selamatkan TikTok: Bikin Akun Resmi, Sebut Kaum Muda Hutang Budi - SINDOnews

    3 min read

     

    Donald Trump Klaim Selamatkan TikTok: Bikin Akun Resmi, Sebut Kaum Muda Hutang Budi

    Rabu, 08 Oktober 2025 - 17:00 WIB

    Presiden Donald Trump kembali ke TikTok dan menagih hutang dari jutaan pengguna muda. Adapun kesepakatan senilai USD14 miliar (Rp224 triliun) masih terganjalan berbagai rintangan prosedural. Foto: Ist
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Panggung politik dan teknologi kembali memanas setelah Presiden Donald Trump secara mengejutkan kembali muncul di TikTok pada 6 Oktober 2025, setelah hampir setahun absen.

    Dalam unggahan video dari Oval Office, Trump menagih "hutang besar" dari "semua anak muda TikTok," mengklaim telah menyelamatkan aplikasi populer tersebut dari ambang pemblokiran di Amerika Serikat.


    "Untuk semua anak muda TikTok, saya menyelamatkan TikTok, jadi kalian berutang banyak kepada saya," ujar Trump dalam postingan yang sontak memicu perdebatan.

    Tak hanya Trump, Wakil Presiden JD Vance juga turut memposting di platform yang sama, menandai peluncuran kembali akunnya. "Saya agak malas beberapa bulan terakhir, fokus pada pekerjaan sebagai Wakil Presiden dan bukan pada TikTok," kata Vance, mencoba merangkul audiens muda.

    Kepulangan dramatis Trump ini terjadi di tengah masa depan TikTok yang masih abu-abu di AS. Batas waktu pelarangan terbaru, yang merupakan perpanjangan ketiga dari pemerintahan Trump, akan berakhir pada 17 September 2025.

    Sebelumnya, pada September lalu, pejabat Gedung Putih mengumumkan bahwa TikTok telah mencapai kesepakatan awal untuk terus beroperasi di Amerika Serikat, dengan sebuah entitas baru AS yang akan bernilai USD14 miliar (Rp224 triliun), seperti yang disebutkan oleh Wakil Presiden Vance.

    Jalan Berliku dan Tanda Tanya Besar

    Namun, di balik klaim kemenangan Trump, realitas kesepakatan ini jauh dari kata selesai. Berbagai rintangan prosedural yang kompleks masih harus dihadapi, termasuk tinjauan ketat undang-undang antimonopoli untuk memastikan persaingan pasar yang adil.

    Komposisi penuh kelompok kepemilikan baru juga diperkirakan baru akan final pada penutupan kesepakatan, yang mungkin baru terealisasi pada awal 2026.

    Trump telah mengisyaratkan beberapa nama besar yang terlibat, termasuk pendiri Oracle Larry Ellison, investor teknologi miliarder Michael Dell, serta pengusaha media Rupert Murdoch dan putranya Lachlan Murdoch.

    Namun, laporan Reuters justru menguak bahwa pemilik TikTok saat ini, perusahaan teknologi asal China ByteDance, akan memiliki "peran yang lebih besar dari perkiraan" dalam usaha baru ini.

    Di sinilah letak kritik utamanya. Peran signifikan ByteDance memicu kekhawatiran yang sama yang pernah diungkapkan Trump sendiri.

    Pada masa jabatan pertamanya, Trump berusaha keras melarang aplikasi ini, mengeluarkan perintah eksekutif pada Agustus 2020. Ia menuduh TikTok mengumpulkan data besar-besaran dari warga Amerika dan rentan terhadap akses pemerintah Tiongkok.

    "Risiko-risiko ini nyata," demikian bunyi perintah eksekutif tersebut. "Pengumpulan data ini mengancam untuk memungkinkan Partai Komunis China mengakses informasi pribadi dan kepemilikan warga Amerika — berpotensi memungkinkan China melacak lokasi pegawai dan kontraktor Federal, membangun dossier informasi pribadi untuk pemerasan, dan melakukan spionase korporat."

    Kritik Berdasarkan Data & Sejarah:

    Klaim Trump tentang "penyelamatan" TikTok perlu dilihat dalam konteks historis yang lebih luas. Perintah eksekutifnya pada 2020 justru diblokir oleh hakim federal dan kemudian dicabut oleh pemerintahan Biden.

    Ini menunjukkan bahwa upaya pelarangan awal Trump tidak berhasil secara hukum dan justru pemerintahan Biden yang kemudian mencoba mencari solusi diplomatik, meskipun tantangannya tetap besar.

    Lebih lanjut, jika ByteDance tetap memegang "peran yang lebih besar dari perkiraan" dalam usaha baru senilai USD14 miliar ini, klaim "penyelamatan" Trump terhadap risiko dominasi China menjadi bias dan patut dipertanyakan.

    Perusahaan teknologi AS, Oracle, yang dipimpin Larry Ellison, memang akan bertanggung jawab untuk memeriksa dan memantau algoritma TikTok guna mencegah "tujuan jahat," menurut seorang pejabat AS. Namun, pengawasan ini tidak secara otomatis menghilangkan kekhawatiran tentang pengaruh pemilik asal. Pada akhirnya, Trump kembali denganklaimheroisme.
    (dan)
    Komentar
    Additional JS