NetApp Luncurkan Fitur Deteksi Kebocoran Data Berbasis AI - inilah
NetApp Luncurkan Fitur Deteksi Kebocoran Data Berbasis AI
NetApp perkuat keamanan data dengan fitur deteksi kebocoran berbasis AI pertama di industri, tegaskan diri sebagai penyimpanan paling aman.
- Ilustrasi solusi NetApp. dok. NetApp
NetApp menegaskan posisinya sebagai penyedia penyimpanan data paling aman dengan memperkenalkan kemampuan deteksi kebocoran data berbasis kecerdasan buatan (AI) pertama di industri.
Fitur ini menjadi bagian dari layanan NetApp Ransomware Resilience yang kini hadir dengan pembaruan signifikan untuk menjawab tantangan ketahanan siber di tengah pesatnya transformasi digital dan penerapan AI di berbagai sektor.
Sebagai perusahaan infrastruktur kecerdasan data, NetApp menilai keamanan data kini menjadi fondasi utama bagi inovasi dan modernisasi bisnis.
Di tengah meningkatnya serangan siber dan ancaman eksfiltrasi data, teknologi baru ini memungkinkan pelanggan mendeteksi upaya pencurian data lebih dini, sebelum terjadi kebocoran atau kerugian yang lebih besar.
ujar Gagan Gulati, Senior Vice President dan General Manager Data Services NetApp Gagan Gulati mengatakan, untuk melindungi data secara efektif, perusahaan harus mampu mengetahui serangan siber secepat mungkin agar dapat mengambil tindakan.
“Dengan kemampuan baru berbasis AI yang mampu mengenali tanda-tanda awal percobaan eksfiltrasi data, kami memperkuat sistem pertahanan pelanggan. Penyimpanan adalah garis pertahanan terakhir bagi aset paling berharga, yaitu data, dan kami terus berinovasi di atas sistem penyimpanan paling aman di dunia,” ujarnya.
Pembaruan yang dihadirkan NetApp juga mencakup lingkungan pemulihan terisolasi atau isolated recovery environment yang memastikan proses pemulihan data penting berjalan aman dan bebas dari malware.
Lingkungan ini didukung pemindaian mendalam berbasis AI untuk mendeteksi file terinfeksi dan memandu pemulihan data hingga kondisi paling mutakhir tanpa risiko infeksi ulang.
Country Manager NetApp Indonesia Michael Thiotrisno mengatakan, inovasi ini menjadi langkah strategis dalam mendukung agenda Visi Digital Indonesia 2045.
Perjalanan transformasi digital di Indonesia telah menjadikan data sebagai tulang punggung sektor ekonomi.
“Melalui NetApp Ransomware Resilience, kami ingin membantu organisasi di Indonesia melindungi data mereka dengan penuh keyakinan, tidak hanya mencegah serangan, tetapi juga memastikan pemulihan yang cepat dan bersih. Dengan cara inilah bisnis dapat menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan operasional,” ujarnya.
Inisiatif ini memperkuat komitmen NetApp terhadap prinsip secure by design, menjadikan solusi penyimpanan bukan hanya garis pertahanan terakhir terhadap ancaman siber, melainkan juga lapisan pertama perlindungan.
Pandangan ini diperkuat oleh Philip Bues, Senior Research Manager Cloud Security dan Confidential Computing IDC. Ia menilai pendekatan NetApp menunjukkan kematangan teknologi di era ancaman ransomware yang semakin kompleks.
“Dengan maraknya taktik pemerasan ganda dalam serangan ransomware, fitur deteksi kebocoran data menjadi peringatan dini yang vital bagi perusahaan. NetApp bukan sekadar penyedia penyimpanan, melainkan mitra yang berkomitmen menjaga prioritas utama pelanggannya,” kata Philip.
Selain memperkuat lapisan keamanan, NetApp juga mengumumkan pengembangan teknologi AI di seluruh portofolionya untuk menghadirkan solusi penyimpanan berkinerja tinggi yang mudah diintegrasikan dan ditingkatkan skalanya.
