Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home AI China Featured Kecerdasan Buatan NVIDIA

    Bos Nvidia Sebut China Akan Kalahkan AS di Sektor AI - Liputan6

    3 min read

      

    Bos Nvidia Sebut China Akan Kalahkan AS di Sektor AI

    CEO Nvidia Jensen Huang menyebut China akan mengalahkan Amerika Serikat (AS) di sektor kecerdasan buatan (AI).

    Bos Nvidia Sebut China Akan Kalahkan AS di Sektor AI. (Foto: Inews Media Group)

    IDXChannel - CEO Nvidia Jensen Huang menyebut China akan mengalahkan Amerika Serikat (AS) di sektor kecerdasan buatan (AI).

    "China akan memenangi perlombaan AI," kata Huang di sela-sela Forum Masa Depan AI, dilansir dari The Financial Times pada Kamis (6/11/2025).

    Baca Juga:
    Trump Tetap Larang Nvidia Jual Chip Tercanggih ke China. (Foto: Inews Media Group)

    Huang sebelumnya mengatakan, China terus mengejar ketertinggalannya dari AS di sektor AI.

    "Seperti yang selama ini saya katakan, China hanya tertinggal beberapa nanodetik di belakang Amerika dalam hal AI," kata CEO Nvidia itu di platform media sosial X.

    Baca Juga:
    Wall Street Ditutup Mixed Didorong Lonjakan Saham Nvidia dan Amazon (FOTO:iNews Media Group)

    "Sangat penting bagi Amerika untuk menang dengan berpacu lebih cepat dan merangkul pengembang di seluruh dunia," ujarnya.

    Menurutnya, AS dapat memenangi perlombaan AI jika pengembang di seluruh dunia, termasuk komunitas pengembang di China yang besar, menggunakan sistem Nvidia. Ia menyesalkan pembatasan chip Nvidia di China 

    Baca Juga:
    Michael Burry mengambil posisi short pada saham Nvidia Corp dan Palantir Technologies Inc. (Foto: Dok. Nvidia)

    Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk melarang penjualan chip Blackwell, chip AI tercanggih Nvidia, ke negara lain. 

    Chip Nvidia menjadi komoditas penting untuk pengembangan AI. Valuasi perusahaan baru-baru ini menembus USD5 triliun, yang pertama di dunia. (Wahyu Dwi Anggoro)

    Halaman :
    Komentar
    Additional JS