Lampu Lalu Lintas Diusulkan Jadi 4 Warna - Viva
Lampu Lalu Lintas Diusulkan Jadi 4 Warna
Share :
Raleigh, VIVA – Selama lebih dari satu abad, lampu lalu lintas di seluruh dunia hampir tidak mengalami perubahan berarti. Posisi bisa berbeda vertikal atau horizontal namun artinya tetap sama: merah berarti berhenti, kuning berarti hati-hati, dan hijau berarti jalan. Sistem tiga warna ini telah menjadi bahasa universal di jalan raya.
Namun, para peneliti dari North Carolina State University (NCSU) kini mengusulkan sebuah perubahan besar. Mereka berpendapat bahwa sudah saatnya lampu lalu lintas memiliki warna keempat: putih.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carscoops, Senin 10 November 2025, gagasan ini dipaparkan dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh IEEE, lembaga internasional di bidang teknologi dan rekayasa.
Konsep ini dirancang untuk masa depan ketika kendaraan otonom (autonomous vehicles/AV) dan pengemudi manusia berbagi jalan yang sama. Warna putih tidak akan selalu menyala, melainkan hanya muncul ketika cukup banyak mobil otonom berada di sebuah persimpangan.
Menurut sistem ini, kendaraan otonom yang saling terhubung (Connected Autonomous Vehicles/CAV) akan berperan sebagai pengatur lalu lintas bergerak. Ketika lampu putih menyala, pengemudi manusia cukup mengikuti mobil otonom di depannya.
Tujuannya adalah mengurangi kemacetan, karena mobil-mobil otonom dapat berkoordinasi dengan data real-time tentang arus lalu lintas dan kondisi jalan.
Para peneliti menyebut pendekatan ini sebagai strategi koordinasi terdistribusi. Setiap kendaraan otonom akan berkomunikasi dengan kendaraan lain untuk menentukan kecepatan, jarak, dan waktu melintas paling efisien.
Dengan cara ini, sistem diharapkan mampu mengurangi waktu tunggu dan konsumsi energi akibat berhenti di lampu merah terlalu lama.
“Konsep yang kami usulkan ini, yang kami sebut ‘white phase’, memanfaatkan kemampuan komputasi kendaraan otonom itu sendiri,” kata Ali Hajbabaie, penulis utama studi tersebut. “Lampu putih memberi sinyal kepada pengemudi manusia untuk mengikuti kendaraan di depan.
Lampu merah tetap berarti berhenti, hijau tetap jalan, sementara putih menunjukkan bahwa mobil otonom sedang mengatur arus lalu lintas,” tambahnya.
Hasil simulasi menunjukkan potensi yang signifikan. Tergantung pada jumlah mobil otonom di persimpangan, sistem dapat mengurangi keterlambatan lalu lintas antara 3,2 hingga 94 persen. Bahkan, efisiensi keseluruhan meningkat hingga 98,9 persen dibandingkan sistem lampu lalu lintas konvensional.