Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured Spesial Telegram

    Diblokir Massal, Penjahat Siber Mulai Tinggalkan Telegram - detikinet

    3 min read

     

    Diblokir Massal, Penjahat Siber Mulai Tinggalkan Telegram

    Agus Tri Haryanto - detikInet

    Jakarta -

    Platform pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, dan Signal selama ini kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan siber untuk berbagai aktivitas ilegal. Namun, laporan terbaru Kaspersky Digital Footprint Intelligence menunjukkan bahwa "zona nyaman" penjahat siber di Telegram kini mulai terganggu.

    Dalam pemantauan terhadap lebih dari 800 kanal kriminal yang diblokir sejak 2021 hingga 2024, Kaspersky menemukan bahwa meski aktivitas ilegal tetap marak, ekosistem gelap di Telegram kini jauh lebih menantang untuk dipertahankan.

    Kaspersky mencatat kerangka bot Telegram menjadi tulang punggung berbagai operasi kriminal. Satu bot dapat menangani ratusan transaksi per hari, mulai dari pembayaran kripto, pengiriman kartu bank curian, data hasil infostealer, hingga layanan serangan DDoS, tanpa campur tangan operator.

    ADVERTISEMENT

    Fitur penyimpanan file tanpa batas juga memungkinkan distribusi database curian berukuran besar tanpa perlu hosting eksternal. Alhasil, jenis transaksi berisiko rendah dan berharga murah seperti kartu curian dan data bocor makin mendominasi, sementara jual-beli bernilai tinggi seperti kerentanan zero-day tetap beralih ke forum dark web yang menjaga reputasi.

    ADVERTISEMENT

    Peneliti Kaspersky menemukan dua tren menarik. Pertama, Umur kanal bayangan meningkat tajam. Saluran yang dapat bertahan lebih dari 9 bulan meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2023-2024 dibandingkan 2021-2022.

    Dan kedua, Pemblokiran Telegram naik drastis. Sejak Oktober 2024, jumlah penghapusan bulanan-bahkan di titik terendah-setara dengan puncak tahun 2023. Tren pemblokiran terus menguat sepanjang 2025.

    Kondisi ini membuat operasi ilegal semakin tidak stabil. Kanal bisa hilang dalam semalam dan muncul kembali hanya untuk kembali diblokir beberapa minggu kemudian.

    Telegram sebenarnya bukan platform ideal bagi pelaku kriminal. Tidak adanya enkripsi end-to-end bawaan untuk semua obrolan, infrastruktur terpusat yang tidak bisa mereka kendalikan, serta kode sisi server yang tertutup membuat aktivitas gelap semakin rentan terlacak.

    Akibatnya, beberapa komunitas bawah tanah besar mulai hengkang. Grup BFRepo yang memiliki hampir 9.000 anggota serta layanan malware-as-a-service Angel Drainer tercatat memindahkan aktivitas inti mereka ke platform lain atau layanan pesan privat.

    Baca juga:

    "Pelaku kejahatan siber memang melihat Telegram sebagai alat yang nyaman, tetapi keseimbangan risiko dan keuntungan sudah berubah. Blokir yang tinggi membuat mereka sulit membangun operasi jangka panjang. Migrasi ke platform lain sudah mulai terlihat," ujar Vladislav Belousov, Analis Jejak Digital Kaspersky dikutip Kamis (11/12/2025).

    Kaspersky pun menyarankan langkah pencegahan yaitu dengan laporkan kanal atau bot yang terbukti ilegal untuk membantu moderasi komunitas. Kemudian, gunakan sumber Threat Intelligence yang mencakup surface web, deep web, dan dark web agar tetap mendapat notifikasi aktivitas ilegal terbaru serta memahami taktik para pelaku ancaman.

    20D

    Video: Pengadilan Izinkan CEO Telegram Pavel Durov Tinggalkan Prancis

    (agt/rns)

    Komentar
    Additional JS