Kiamat Internet Landa 11 Juta Warga Kanada, Operator Dikecam
Belum lama ini, banyak warga Kanada mengalami kiamat internet. Sebanyak 11 juta pelanggan Rogers Communications, operator terbesar di negara itu, kesulitan online hingga hampir 15 jam. Kemarahan pun menyeruak.
Akibatnya transaksi perbankan, layanan darurat, pengadilan, kantor imigrasi sampai kesehatan mengalami gangguan. Untuk diketahui, 11 juta pelanggan mencakup sekitar seperempat dari total penduduk Kanada.
Rogers kini sedang diinvestigasi secara intensif oleh otoritas. Adapun sang CEO, Tony Staffieri, menyebut permasalahan disebabkan oleh update di sistem yang gagal. Ia juga telah meminta maaf pada para pelanggan.
Rogers pun jadi sasaran kemarahan warga, demikian pula operator lain yaitu Rogers dan Bell Canada. Mereka dianggap terlalu dominan dengan pangsa pasar 90% dan kadang lolos begitu saja jika terjadi gangguan.
"Rogers, Bell Canada dan Telus dikenal sebagai perusahaan yang Anda cinta dan benci. Kami benar-benar tergantung pada 3 perusahaan itu. Mereka punya banyak otoritas dan kendali," cetus Richard Leblanc, profesor di York University, Toronto.
Rogers awalnya akan memberi kompensasi 2 hari layanan gratis, tapi dipandang tak cukup. "Seminggu layanan gratis itu mungkin minimum. Jika mereka kehilangan pelanggan lima sampai tujuh persen saja, dampaknya jauh lebih buruk daripada jumlah kompensasi itu," kata David Soberman, pengamat dari University of Toronto.
Apalagi warga Kanada termasuk yang harus membayar tarif internet tertinggi di dunia. Rogers juga akan makin berkuasa karena mereka dalam proses merger dengan kompetitor, Shaw Communications.
Rogers diminta menjelaskan terbuka pada publik apa detail penyebab terjadinya kiamat internet tersebut. "Jangan dijelaskan di pintu tertutup. Harus ada pertanggungjawaban," kata Leblanc yang dikutip detikINET dari BBC.
Komentar
Posting Komentar