Karyawan Google Terancam PHK Imbas Google Assistant Mau Dipermak - detik

 

Karyawan Google Terancam PHK Imbas Google Assistant Mau Dipermak

By Shafira Cendra Arini
finance.detik.com
Foto: istimewa
Foto: istimewa
Jakarta -

Google dikabarkan akan melakukan perombakan besar untuk unit Google Assistant, termasuk dengan melakukan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Langkah ini dilakukan sebagai upaya peningkatan layanan.

Dilansir dari CNBC International, Rabu (2/8/2023), informasi ini disampaikan Google melalui email kepada para karyawannya pada hari Senin lalu. Wakil presiden Teknik Google Assistant, Peeyush Ranjan menyampaikan, perombakan terbaru akan mencakup sejumlah kecil PHK.

Ranjan mengatakan perusahaan akan berupaya mendorong model teknologi bahasa (large language model/LLM), ke Assistant, perangkat lunak bertenaga suara Google yang mirip dengan Apple Siri, atau Amazon Alexa.

"Sebagai sebuah tim, kami perlu fokus untuk memberikan pengalaman produk yang kritis dan berkualitas tinggi bagi pengguna kami," tulis Ranjan dalam email tersebut.

"Kami juga telah melihat potensi besar dari AI generatif untuk mengubah kehidupan orang-orang dan melihat peluang besar untuk mengeksplorasi seperti apa Asisten dengan daya tambahan, yang ditenagai oleh teknologi LLM," sambunya.

Lebih lanjut Rajan mengatakan, sebagian dari tim Assistant sudah mulai menjalankan upaya tersebut. Sementara itu, karyawan yang terkena dampak PHK akan diberi waktu 60 hari untuk mencari pekerjaan lain di Google.

Sebagai bagian dari reorganisasi, para eksekutif mengumumkan selusin perubahan pada tim "Pidato" perusahaan, yang mengawasi perintah suara. Francoise Beaufays, yang pernah menjadi kepala Pidato, pindah bekerja di bawah Sissie Hsiao, yang mengawasi Bard dan Assistant.

"Ini adalah momen yang menyenangkan bagi AI, dengan hampir setiap produk menuntut Pidato berbasis AI kelas dunia," tulis Beaufays dalam email terpisah.

Sementara itu, kepada CNBC Juru bicara Google, Jennifer Rodstrom mengatakan, perusahaan bersemangat untuk mengeksplorasi bagaimana LLM dapat membantu Google menjadi Assistant yang sangat mahal dan menjadikannya lebih baik.

"Ratusan juta orang menggunakan Assistant setiap bulan dan kami berkomitmen untuk memberi mereka pengalaman berkualitas tinggi," ujarnya.

Perkembangan pesat menggunakan generatif AI memungkinkan untuk merespons pertanyaan berbasis teks dengan jawaban yang cerdas dan kreatif, serta dapat mengubah teks menjadi gambar. Hal inilah yang mendorong Google untuk menyematkan teknologi tersebut ke dalam sebanyak mungkin produk.

Di sisi lain, langkah perombakan dan penyempurnaan ini bukanlah yang pertama kali bagi Assistant, yang telah tersedia sejak 7 tahun lalu. Assistant digunakan di perangkat seluler dan rumah Google, termasuk smartphone Pixel-nya dan di speaker dan perangkat pintar Nest. Layanan ini juga digunakan di jam tangan pintar, layar pintar, TV, dan kendaraan melalui platform Android Auto.

Sejak peluncuran ChatGPT OpenAI akhir tahun lalu, Amazon juga telah menekankan pentingnya AI generatif yang muncul dan menambahkannya ke dalam produk Alexa miliknya.

Sedangkan untuk Google, yang telah mendominasi pencarian internet selama lebih dari dua dekade, ada lebih banyak yang dipertaruhkan. Seperti halnya sistem kerja ChatGPT dan Microsoft Bing yang menggunakan model OpenAI, memungkinkan untuk memberi orang cara alternatif untuk mencari jawaban.

Tonton juga Video: Mengulik Kemampuan AI Mengolah Instruksi Manusia di Google Bard

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin