Minta Pegawai Ngantor 3 Hari Seminggu, Zuckerberg Dikritik
Karyawan Meta sempat menikmati kerja dari rumah atau WFH dengan cukup bebas. Namun sekarang tidak lagi, mereka tiba-tiba diwajibkan ngantor beberapa hari selama seminggu dan syaratnya pun cukup ketat.
Mandat baru raksasa teknologi ini bagi karyawan tetapnya dilaporkan termasuk tiga hari kerja per minggu, penggunaan lencana untuk melacak kehadiran, dan persyaratan bagi pegawai menunjukkan lokasi fisik mereka setiap saat.
Meta di bawah komando Mark Zuckerberg menetapkan kebijakan kerja jarak jauh yang rileks di masa pandemi, sebelum secara mendadak mengumumkan niatnya untuk beralih ke jadwal kerja hybrid. Aturan baru tersebut akan mulai berlaku pada 5 September.
Karyawan masih dapat mengajukan permohonan status jarak jauh penuh waktu dalam kondisi tertentu. Namun perubahan kebijakan dalam waktu mendadak ini dikritik seorang pakar.
"Kemungkinan besar akan menyebabkan ketidakpercayaan yang sangat besar terhadap kepemimpinan dan institusi dan ini tidak mengherankan," kata Heidi K. Gardner, penasihat kepemimpinan di Harvard Law School.
"Para pemimpin harus memastikan bahwa mereka mempraktikkan transparansi, dan bahwa tindakan mereka sesuai dengan kata-kata mereka," kata Gardner.
"Membangun sifat dapat dipercaya adalah bagian penting dalam menjadi seorang pemimpin, dan diperlukan empati untuk menciptakan kepercayaan tersebut," tambahnya seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Secara umum, kewajiban kembali ngantor di seluruh negeri perlu menunjukkan alasan yang lebih masuk akal, terutama jika para pegawai melakukan penolakan.
"Mungkin seseorang mengalami kecemasan sosial dan tak bisa bekerja dengan baik di kantor atau dalam masa pemulihan dari trauma atau tidak dapat pergi ke tempat kerja. Atasan perlu meluangkan waktu mempertimbangkan mengapa karyawan tidak bersemangat kembali bekerja, dan mencari akar permasalahannya," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar