XL Axiata Bidik Target Pendapatan Akhir Tahun Ini Moderat
Jakarta, Beritasatu.com – PT XL Axiata Tbk (EXCL) menargetkan pendapatan hingga akhir tahun 20223 tumbuh high single digit atau di atas 5%. Perseroan memasang target cukup moderat di tengah tren pertumbuhan kinerja perseroan di sepanjang semester pertama tahun ini.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan, target high single digit tersebut sejalan dengan sikap perseroan yang mewaspadai berbagai spekulasi makroekonomi dan fluktuasi harga komoditas pada semester kedua tahun ini. Sebab, hal tersebut akan mempengaruhi spending customer. “Apalagi, beberapa ekonom sudah mengatakan kondisi ekonomi di second half akan bergerak lebih soft,” ujarnya kepada media di Menara XL Axiata, Kuningan Jakarta, Senin (31/7/2023).
Di sisi lain, Dian mengaku cukup puas dengan performa EXCL di sepanjang semester pertama tahun ini. Pasalnya, semua operator telekomunikasi mencatatkan kinerja bertumbuh. Artinya, kebutuhan pasar selepas pandemi Covid-19 sudah mulai pulih.
Selain itu, pertumbuhan di paruh pertama tahun ini sekaligus menandakan bahwa kepercayaan investor terhadap industri telekomunikasi akan meningkat. Apalagi Indonesia akan menghadapi kampanye politik sehingga hal ini biasanya akan memberikan perubahan, bukan hanya dari sisi industri, tetapi juga makroekonomi.
Dian lebih lanjut menerangkan, tahun politik umumnya akan meningkatkan eksposur terhadap industri telekomunikasi secara intensif karena para kandidat di pemilihan umum (pemilu) akan banyak melakukan kampanye politik. Alhasil, konsumsi terhadap layanan komunikasi seperti sms dan lainnya akan naik.
“Jadi, memang biasanya terjadi peningkatan traffic, tetapi peningkatan traffic masa kampanye masih kalah jauh dibandingkan dari musim Lebaran,” imbuhnya.
Direktur XL Axiata I Gede Darmayusa menambahkan bahwa traffic pada tahun-tahun politik secara khusus tidak pernah perseroan hitung. “Tahun politik akan berpengaruh kalau ada kampanye di spot khusus seperti stadion Gelora Bung Karno (GBK). Itu saja yang berbeda dari tahun biasa,” ucap Gede.
Gede menyebut, tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 8 triliun dengan porsi belanja di sektor jaringan sebesar 75%-80%. Sedangkan 20% sisanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belanja sektor lainnya.
Adapun perihal Ibu Kota Nusantara (IKN), Gede mengungkapkan bahwa pemerintah sejauh ini baru mengizinkan untuk mobile. Sedangkan, untuk base transceiver station (BTS) belum diizinkan untuk dibangun secara permanen mengingat pekerjaannya belum rampung.
“Saya yakin, tahun depan kalau semakin banyak tempat yang bisa di-cover pasti lebih banyak yang dikonfirmasikan. Jalur utama fiber optik kita sudah ada, kita pastikan Balikpapan sampai IKN bisa ter-cover, tambah 2-5 site sudah cukup. Umumnya, kita akan pasang 2G dan 4G,” paparnya.
Gede berterus terang, layanan 2G masih banyak dipakai bukan hanya oleh customer, tetapi juga enterprise. Adapun kontribusi pendapatan EXCL dari layanan 2G masih cukup besar. Sementara layanan 3G, perseroan sudah shutdown karena layanan tersebut akan dipakai untuk mendukung long term evolution (LTE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar