Pedagang Pasar Tradisional Keluhkan Menjamurnya Penjualan Sayur Online - Beritasatu
Pedagang Pasar Tradisional Keluhkan Menjamurnya Penjualan Sayur Online
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F960x620-3%2F2023%2F10%2F1696576264-720x406.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Pedagang pasar tradisional mengeluhkan menjamurnya pedagang sayuran online sehingga menekan permintaan di pasar offline hingga 50%.
"Kami terpukul oleh persaingan pedagang sayuran online
Hal ini, kata dia, mengurangi kunjungan pembeli ke pasar tradisional. Masyarakat banyak memilih berbelanja sayur secara online. "Saat ini, kami hanya mengandalkan konsumen yang sudah menjadi pelanggan," kata dia.
Dia mengatakan lesunya permintaan di pasar tradisional karena sejumlah konsumen membelil sayur secara digital. "Sekarang apa pun ada, sampai ke bawang bisa dikirim pakai HP, ngaruh berat ke pedagang, penurunan lebih 50%, pengaruh besar pokoknya, soalnya semua bisa dikirim, bawang merah, bawang putih bisa dikirim pakai HP," kata dia.
Sementara itu, harga cabai pasar tradisional Pasar Rebo, Purwakarta naik signifikan. Saat ini, cabai rawit merah dijual Rp 50.000 per kilogram (kg), dari beberapa hari sebelumnya hanya Rp 35.000 per kilogramnya. Penyebab utama kenaikan harga cabai adalah cuaca buruk.
Selain cabai, harga sayuran lainnya, seperti ketimun dibanderol Rp. 12.000 per kilogram naik dari Rp 8.000 per kilogram. Adapun harga buncis naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 24.000 per kilogram.
"Cabai agak mendingan standar, cabai rawit merah sekarang Rp 50.000, awalnya Rp 35.000, timun sekarang Rp 12.000 dari awal Rp 8.000, karena cuaca kurang air," kata dia.