Geram Genosida di Gaza, Grup Hacker Anonymous Global Ancam PM Israel - CNN Indonesia

Geram Genosida di Gaza, Grup Hacker Anonymous Global Ancam PM Israel

CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2023 17:50 WIB
Kelompok peretas Anonymous Global mendesak PM Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menghentikan genosida di Gaza.
Ilustrasi. Kelompok hacker Anonymous Global mengancam PM Israel Benjamin Netanyahu. (AFP/Noel Celis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok hacker Anonymous Global mengancam akan "mengambil tindakan" jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak segera menghentikan serangan dan genosida pada penduduk Palestina di Gaza.

"Jika Anda terus melanjutkan jalan penghancuran dan genosida ini, kami akan mengambil tindakan sebagai tanggapan atas pembangkangan Anda," ujar Anonymous dalam sebuah video yang diunggah @AnonGlobalNow01 pada Jumat (10/11).

Sebelumnya, perang Israel-Hamas juga melibatkan sejumlah serangan siber dari tiap pendukung masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video berdurasi 2 menit 20 detik tersebut menampilkan seseorang bertopeng Guy Fawkes dari film V for Vendetta. Mulanya, sosok ini memperkenalkan diri dan langsung menyebut nama Netanyahu.

"Kami adalah Anonymous Global, dan kami memiliki pesan untuk Benjamin Netanyahu dan pemerintah Israel," katanya.

"Mata kami yang waspada telah menyaksikan kekejaman yang dilakukan terhadap warga Palestina di Gaza di bawah kepemimpinan Anda."

"Pemboman yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kehancuran yang tak terbayangkan, dengan ribuan nyawa tak berdosa melayang, termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, dan lebih banyak lagi yang terluka dan terlantar," tambahnya.

Anonymous menyebut mereka geram dengan apa yang terjadi seraya meminta Netanyahu dan pemerintah Israel untuk segera mengakhiri serangan mereka di Gaza.

Selain itu, kelompok ini juga meminta warga Israel untuk berdiri dan menentang apa yang dilakukan pemerintahnya.

"Kepada rakyat Israel, kami mendesak Anda untuk menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin Anda, dan menentang pertumpahan darah yang tidak masuk akal. Suara Anda memiliki kekuatan untuk membawa perubahan positif, dan menyelamatkan banyak nyawa," katanya.

Dalam video tersebut, mereka juga menyampaikan dukungannya untuk warga Palestina yang menjadi korban serangan.

Dikutip dari Express, Anonymous mengacu pada jaringan internasional tak terikat yang terkait dengan aktivitas hacktivist.

Anggota Anonymous sering dicirikan dengan mengenakan topeng Guy Fawkes dan menggunakan slogan "We are Anonymous. Kami adalah Legiun. Kami tidak memaafkan. Kami tidak melupakan. Harapkan kami."

Nama "Anonymous" sendiri menekankan ide kolektif tanpa struktur kepemimpinan pusat.

Anonymous telah terlibat dalam berbagai aktivitas online, mulai dari protes politik dan aktivisme hingga peretasan dan serangan siber.

FOTO: Beternak Lalat Gaya Kosta Rika

icon-chevron-lefticon-chevron-right

Tindakan mereka seringkali dimotivasi oleh keinginan untuk mempromosikan kebebasan berbicara, melawan penyensoran, dan memprotes ketidakadilan atau korupsi yang tengah terjadi.

Sebagai catatan, karena sifatnya yang terdesentralisasi, siapa pun dapat mengklaim sebagai bagian dari Anonymous, dan tidak ada keanggotaan formal atau struktur organisasi.

Riwayat serangan Anonymous

Pada Oktober, Anonymous Sudan, sebuah kelompok pro-Rusia, mengklaim mereka meluncurkan serangan DDoS terhadap aplikasi Red Alert milik Israel, yang menyediakan informasi peringatan secara real-time kepada warganya.

Kemudian, Anonymous Sudah bersama dengan Cyber Av3ngers dan Killnet yang bersekutu dengan Rusia juga mengklaim mereka telah menghapus situs-situs web dari lembaga think tank Israel Policy Forum dan kementerian keuangan negara tersebut.

Meski demikian, belum ada konfirmasi soal kebenaran serangan tersebut.

"Pada saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa ada koordinasi antara serangan di lapangan dan di dunia maya," kata Alexander Leslie, seorang analis intelijen ancaman di Recorded Future, sebuah perusahaan keamanan siber di AS, dikutip dari Politico.

"Kami percaya bahwa sebagian besar serangan siber yang diklaim oleh kelompok hacktivist bersifat oportunis dan reaksioner," tambahnya.

(lom/arh)

Baca Juga

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)