5 Fakta Baru Gempa Sumedang, Nomor 3 Magnitudo Kecil tapi Merusak - inews

 5 Fakta Baru Gempa Sumedang, Nomor 3 Magnitudo Kecil tapi Merusak

Binti Mufarida

5 Fakta Baru Gempa Sumedang, Nomor 3 Magnitudo Kecil tapi Merusak Kerusakan yang timbul akibat gempa Sumedang beberapa waktu lalu. (Foto: Ist)

3. Gempa Sumedang memiliki magnitudo kecil tetapi merusak

BMKG mencatat sejumlah gempa kerak dangkal dengan magnitudo kecil yang terbukti merusak seperti Gempa Madiun 4,2 (2015), Gempa Pangalengan 4,2 (2016), Gempa Garut 3,7 (2017), Gempa Banjarnegara 4,4 (2018), Gempa Lebak 4,4 (2018) dan Gempa Kuningan-Brebes 4,2 (2020).

“Gempa Sumedang memberi pesan kepada kita agar tidak mengabaikan setiap gempa kerak dangkal, meskipun magnitudonya kecil,” ujar Daryono.  

4. Gempa Sumedang diduga perulangan gempa 14 Agustus 1955

Daryono mengingatkan agar tidak melupakan sejarah bahwa gempa ini diduga perulangan gempa tahun 1955.

“Jangan melupakan sejarah, dalam seismologi kita mengenal konsep ‘return period’ atau periode ulang gempa, bahwa gempa yang pernah terjadi di suatu tempat, satu saat akan terjadi lagi,” ujarnya.

Gempa Sumedang kata Daryono, memberi pesan agar mempelajari sejarah gempa masa lalu di daerah masing-masing. Bisa jadi satu saat gempa akan terjadi lagi menghampiri tempat yang dianggap aman karena ketidaktahuan akan sejarah gempa merusak masa lalu.

“Periode ulang gempa memberi pesan kepada kita akan pentingnya kesiapsiagaan (preparedness) terhadap bencana gempabumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang,” ujarnya.

5. Gempa Sumedang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan

Gempa Sumedang mirip Gempa Solok M5,3 (2019), Gempa Ambon M6,5 (2019), Gempa Kalaotoa Laut Flores M7,4 (2021), Gempa Ampana Sulawesi Tengah M6,5 (2021) dan Gempa Cianjur M5,6 (2022).

“Gempa Sumedang menjadi ‘human interest’ terkait nama sesar pembangkit gempa. Data hiposenter gempa BMKG terelokasi menunjukkan kluster seismisitas cenderung berarah Utara-Selatan, melintasi Kota Sumedang,” kata Daryono.

Lebih lanjut, Daryono mengatakan ini mirip sejumlah kota yang dilalui jalur sesar aktif seperti Palu (Sesar Palu-Koro), Sorong (Sesar Sorong), Aceh (Sesar Aceh), Gorontalo (Sesar Gorontalo), Semarang (Sesar Semarang), Lembang (Sesar Lembang) dll. 

“Di mana nama sesar aktif merujuk nama tempat yang berisiko sehingga akan memberikan muatan pesan kesiapsiagaan dan edukasi mitigasi gempa bumi bagi masyarakat setempat,” ucapnya.

Editor : Donald Karouw

Follow Berita iNewsJabar di Google News

Baca Juga

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)