Lubang Hitam Tertua di Jagat Raya Ditemukan, Bingungkan Ilmuwan - detik

 

Lubang Hitam Tertua di Jagat Raya Ditemukan, Bingungkan Ilmuwan

Argya D. Maheswara - detikInet
Jumat, 19 Jan 2024 07:45 WIB
Ilustrasi Lubang Hitam tertua
Ilustrasi lubang hitam tertua. Foto: Live Science
Jakarta-

Lubang hitam tertua ditemukan oleh teleskop James Webb Space Telescope (JWST) milik NASA. Usia Lubang Hitam Supermasif ini diperkirakan sudah mencapai 13 miliar tahun. Artinya, lubang hitam ini terbentuk 400 juta tahun setelah 'Big Bang', teori ledakan awal dari alam semesta.

Penemuan ini bisa menjadi langkah maju yang besar dalam usaha memahami bagaimana lubang hitam supermasif mencapai massa yang setara dengan jutaan miliar kali massa Matahari pada zaman awal alam semesta.

Lubang hitam ini berada di galaksi kuno GN-z11, yang berjarak 13,4 miliar tahun cahaya. Ukurannya sekitar 6 juta kali lebih besar dari Matahari dan tampaknya memakan materi dari galaksi di sekitarnya lima kali lebih cepat daripada batas yang diperkirakan oleh teori-teori saat ini.

Baca juga:

Menurut Roberto Maiolino, Profesor Astrofisika Universitas Cambridge, penemuan ini menyiratkan bahwa lubang hitam mungkin terbentuk dengan cara lain, mungkin sudah terlahir besar atau memakan materi lebih cepat dari yang kita duga sebelumnya.

"Bukan usianya yang mengejutkan, itu adalah fakta bahwa itu sudah begitu besar di awal alam semesta, yang sulit untuk dijelaskan dengan teori standar," kata Maiollino yang dikutip detikINET dari Newsweek.

Galaksi tempat ditemukannya lubang hitam ini juga membuat bingung astronom karena tingkat kecerahannya yang luar biasa. "Galaksinya sangat bercahaya dan kompak yang awalnya ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble. Namun, sifat luminositas tinggi galaksi jadi misteri selama bertahun-tahun, karena akan membutuhkan sejumlah besar bintang muda di sebagian kecil galaksi," jelas Maiollino.

Ternyata riset baru dari HWST mengungkap tingginya luminositas di galaksi tersebut bukan berasal dari bintang yang ada, melainkan dari gas panas yang berputar-putar di sekitar lubang hitam.

Adapun lubang hitam itu mungkin memangsa galaksi induknya terlalu cepat, sehingga perlahan-lahan membunuhnya lantaran menghentikan pembentukan bintang-bintang baru. Itu akan menghambat kelangsungan galaksi serta akhirnya juga akan membunuh lubang hitam itu sendiri karena kehabisan bintang untuk dimakan.

Baca juga:

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)