Huawei jadi pesaing berat Nvidia dalam prosesor AI
Lanskap kompetitif pasar chip AI Tiongkok sedang mengalami perubahan signifikan seiring dengan keunggulan Huawei dibandingkan Nvidia.
Lanskap kompetitif pasar chip AI Tiongkok sedang mengalami perubahan signifikan seiring dengan keunggulan Huawei dibandingkan Nvidia. Perkembangan ini menyusul sanksi AS terhadap Huawei dan pembatasan ekspor prosesor canggih Nvidia, sehingga mengubah dinamika pasar.
Chip Ascend 910B yang dikembangkan sendiri oleh Huawei dengan cepat mendapatkan daya tarik di berbagai industri, hal ini difasilitasi oleh semakin populernya “kotak AI”. Dilansir dari Gizmochina (31/5), kotak AI ini adalah mesin lengkap yang mengintegrasikan chip AI, algoritme spesifik industri, dan model AI besar yang telah dilatih sebelumnya, sehingga memberikan solusi siap pakai untuk perusahaan kecil dan entitas pemerintah.
Mereka menawarkan cara yang hemat biaya bagi organisasi-organisasi ini untuk menyempurnakan layanan berbasis model besar tanpa investasi besar.
Sebelumnya didominasi oleh Nvidia, pasar Tiongkok daratan kini melihat potensi pergeseran, dengan Huawei siap menyalip pesaingnya dari Amerika. Menanggapi pembatasan ekspor AS pada prosesor A800, H800, dan L40S, Nvidia telah memperkenalkan chip kelas bawah, seperti H20, yang dirancang untuk Tiongkok. Namun, chip ini dijual dengan harga lebih murah dibandingkan dengan chip Ascend 910B milik Huawei, yang mencerminkan semakin ketatnya persaingan dan tantangan pasar yang dihadapi Nvidia.
Ekosistem Huawei Ascend telah berkembang pesat, dengan 40 mitra perangkat keras, 1.600 mitra perangkat lunak, dan 2.900 solusi aplikasi AI. Perusahaan-perusahaan terkemuka di Tiongkok seperti Tianjin Sitonholy dan SenseTime mengadopsi chip Huawei untuk kotak AI mereka, dan SenseTime memperkirakan penjualan AI generatifnya akan meningkat dua kali lipat berkat kotak AI ini.
Para analis memperkirakan bahwa perluasan bisnis chip AI Huawei akan segera mendominasi pasar. Kotak AI, yang dianggap penting bagi bisnis, diperkirakan akan menampilkan sebagian besar pemain lokal yang dipimpin oleh Huawei. Pemahaman dari analis Pacific Securities dan Counterpoint menggarisbawahi kemampuan teknologi Huawei dan potensi pasar yang besar.
Namun, laju dominasi Huawei bergantung pada kemampuannya untuk meningkatkan produksi, karena pembuatan akselerator AI dan prosesor server berperforma tinggi lebih kompleks dibandingkan produk mobile system-on-a-chip.
Meskipun terdapat kemajuan-kemajuan ini, Nvidia tetap menjadi pemain yang signifikan, karena menyumbang 90% dari chip AI yang terjual di Tiongkok pada paruh pertama tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 6% dari Huawei. Namun demikian, tren pasar mulai berubah, dengan semakin banyak perusahaan Tiongkok yang meluncurkan kotak AI menggunakan chip Huawei. Chip Nvidia yang dirancang khusus untuk Tiongkok, termasuk H20, saat ini dijual dengan harga diskon dibandingkan dengan penawaran Huawei.
Ke depan, Huawei diperkirakan akan memprioritaskan chip AI dibandingkan chip mobile untuk mengamankan posisi pasar terdepan di Tiongkok. Kolaborasi dengan perusahaan seperti iFlyTek bertujuan untuk mengatasi hambatan daya komputasi, dengan produk seperti kotak AI Spark Number 1 yang dibandingkan dengan prosesor A100 Nvidia.
Respons strategis Nvidia terhadap tekanan persaingan ini mencakup pemotongan harga dan pengenalan chip yang disesuaikan untuk pasar Tiongkok. Terlepas dari upaya ini, para analis menyoroti ketidakpastian seputar masa depan Nvidia di Tiongkok di tengah ketegangan AS-Tiongkok dan lanskap persaingan yang sangat ketat.
Karena pangsa Tiongkok dalam industri AI global diproyeksikan melebihi 30% pada tahun 2035, persaingan yang sedang berlangsung antara Huawei dan Nvidia di pasar chip AI akan berdampak luas bagi perusahaan dan industri yang lebih luas.
Komentar
Posting Komentar