Giliran Data Penumpang KAI yang Dibobol Hacker - Uzone

Cara Kerja Ransomware yang Lumpuhkan PDNS Milik Pemerintah Indonesia - Selular ID

 

Cara Kerja Ransomware yang Lumpuhkan PDNS Indonesia

Cara Kerja Ransomware yang Lumpuhkan PDNS Milik Pemerintah Indonesia

JAKARTA, SELULAR.ID – Simak cara kerja ransomware yang peretas gunakan untuk membobol Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 milik pemerintah Republik Indonesia.

Ransomware menjadi salah satu ancaman keamanan siber paling berbahaya baik di Indonesia maupun tingkat global.

Kini ransomware semakin menyasar kalangan pemerintah dan akademisi.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.

Lantas apa sebenarnya ransomware? Bagaimana cara kerja ransomware hingga bisa melumpuhkan layanan nasional?

TONTON JUGA:

Ransomware adalah varian malware berbahaya yang digunakan oleh peretas untuk mengunci akses ke data korban dan meminta uang tebusan untuk pemulihannya.

Serangan ransomware di Indonesia tidak hanya menginfeksi komputer, tetapi juga menargetkan perangkat seluler dan Internet of Things (IoT).

Baca juga: Hanya 2% Data di PDNS yang Memiliki Backup, Pilihan Opsional

“Ini menunjukkan bahwa seluruh ekosistem digital kita rentan,” ujar Asisten Profesor dan Koordinator Program Magister Keamanan Siber Monash University Indonesia Erza Aminanto, dalam keterangan tertulis, yang Selular kutip Minggu (30/6/2024).

“Bahkan negara-negara maju seperti Inggris, yang memiliki lembaga siber kuat dan barisan akademisi ahli, tidak kebal terhadap serangan ransomware,” sambungnya.

Layaknya virus yang bermutasi, kata dia, ransomware mengeksploitasi kemajuan teknologi sambil mencari celah kerentanan manusia dalam aktivitas siber.

Untuk itu penting bagi setiap negara termasuk Indonesia, memperkuat keamanan digital melalui peningkatan kualitas manajemen siber para pemangku kepentingan di bidang pengelolaan data terhadap ancaman-ancaman terkait.

Baca juga: Komentar Menkominfo Saat Ada Desakan Mundur Karena Peretasan PDN

Cara kerja ransomware

Dari perspektif keamanan siber, salah satu cara ransomware menyusup adalah melalui pencurian data pribadi via email atau phising email.

Setelah berhasil melakukan phishing, peretas mendapat akses ke jaringan internal dan mengenkripsi data penting, kemudian menguncinya dan mendesak korban untuk membayar uang tebusan.

Besarnya ancaman ransomware dapat dilihat dari tingginya uang tebusan yang diminta dan dampak yang ditimbulkannya, di mana berisiko menghentikan layanan data dan memungkinkan kebocoran informasi yang lebih sensitif pada serangan lebih lanjut.

Selain itu, dalam konteks krisis yang dialami PDNS, dampak besar serangan ransomware mencakup risiko kerugian finansial yang signifikan bagi negara, baik dalam opsi pembayaran uang tebusan atau pemulihan data dan perbaikan sistem.

“Kedua opsi tersebut harus dipertimbangkan secara kritis dan menyeluruh,” tegasnya.

Penanganan jika dapat serangan ransomware

Baca juga: Ransomware, Serangan Malware Paling Berbahaya Bagaimana Cara Menghindarinya

Suharno
Suharno

JAKARTA, SELULAR.ID – Simak cara kerja ransomware yang peretas gunakan untuk membobol Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 milik pemerintah Republik Indonesia.

Ransomware menjadi salah satu ancaman keamanan siber paling berbahaya baik di Indonesia maupun tingkat global.

Kini ransomware semakin menyasar kalangan pemerintah dan akademisi.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.

Lantas apa sebenarnya ransomware? Bagaimana cara kerja ransomware hingga bisa melumpuhkan layanan nasional?

TONTON JUGA:

Ransomware adalah varian malware berbahaya yang digunakan oleh peretas untuk mengunci akses ke data korban dan meminta uang tebusan untuk pemulihannya.

Serangan ransomware di Indonesia tidak hanya menginfeksi komputer, tetapi juga menargetkan perangkat seluler dan Internet of Things (IoT).

Baca juga: Hanya 2% Data di PDNS yang Memiliki Backup, Pilihan Opsional

“Ini menunjukkan bahwa seluruh ekosistem digital kita rentan,” ujar Asisten Profesor dan Koordinator Program Magister Keamanan Siber Monash University Indonesia Erza Aminanto, dalam keterangan tertulis, yang Selular kutip Minggu (30/6/2024).

“Bahkan negara-negara maju seperti Inggris, yang memiliki lembaga siber kuat dan barisan akademisi ahli, tidak kebal terhadap serangan ransomware,” sambungnya.

Layaknya virus yang bermutasi, kata dia, ransomware mengeksploitasi kemajuan teknologi sambil mencari celah kerentanan manusia dalam aktivitas siber.

Untuk itu penting bagi setiap negara termasuk Indonesia, memperkuat keamanan digital melalui peningkatan kualitas manajemen siber para pemangku kepentingan di bidang pengelolaan data terhadap ancaman-ancaman terkait.

Baca juga: Komentar Menkominfo Saat Ada Desakan Mundur Karena Peretasan PDN

Cara kerja ransomware

Dari perspektif keamanan siber, salah satu cara ransomware menyusup adalah melalui pencurian data pribadi via email atau phising email.

Setelah berhasil melakukan phishing, peretas mendapat akses ke jaringan internal dan mengenkripsi data penting, kemudian menguncinya dan mendesak korban untuk membayar uang tebusan.

Besarnya ancaman ransomware dapat dilihat dari tingginya uang tebusan yang diminta dan dampak yang ditimbulkannya, di mana berisiko menghentikan layanan data dan memungkinkan kebocoran informasi yang lebih sensitif pada serangan lebih lanjut.

Selain itu, dalam konteks krisis yang dialami PDNS, dampak besar serangan ransomware mencakup risiko kerugian finansial yang signifikan bagi negara, baik dalam opsi pembayaran uang tebusan atau pemulihan data dan perbaikan sistem.

“Kedua opsi tersebut harus dipertimbangkan secara kritis dan menyeluruh,” tegasnya.

Penanganan jika dapat serangan ransomware

Baca juga: Ransomware, Serangan Malware Paling Berbahaya Bagaimana Cara Menghindarinya

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin