Apa Arti Brain Rot yang Jadi Kata Terpopuler Tahun 2024 Versi Oxford - NU Online

 Kesehatan, Kesehatan Mental 

Apa Arti Brain Rot yang Jadi Kata Terpopuler Tahun 2024 Versi Oxford

Jakarta, NU Online

Istilah brain rot (yang secara harfiah berarti pembusukan otak) menjadi Word of The Year 2024 versi Oxford University Press.


Oxford mendefinisikan kata yang mulai menjadi tren pada paruh kedua 2024 ini sebagai dugaan kemerosotan kondisi mental atau intelektual seseorang yang disebabkan oleh konsumsi berlebihan terhadap konten (terutama konten daring) yang dianggap remeh atau tidak menantang. Brain rot juga dapat berarti sesuatu yang dicirikan sebagai penyebab kemerosotan tersebut.


Saat ini, kebiasaan menggulir konten media sosial selama berjam-jam kerap dialami sebagian besar pengguna ponsel pintar. Konten-konten yang disajikan di media sosial dianggap berkualitas rendah karena hanya bersifat menghibur dan tidak membuat otak bekerja untuk memikirkan hal yang kompleks.


Para ahli bahasa Oxford menyebut istilah brain rot menjadi semakin populer tahun ini sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran akan dampak mengonsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebihan, terutama di media sosial.


Frekuensi penggunaan istilah tersebut meningkat sebesar 230 persen antara tahun 2023 dan 2024.


Bahaya brain rot terhadap kesehatan mental

Sebuah penelitian medis yang dipublikasikan secara terbuka oleh Dovepress melakukan survei terhadap 1.051 mahasiswa S1 dari empat universitas negeri di Provinsi Tianjin dan Henan, Tiongkok. Partisipan survei berada pada rentang usia 18-27 tahun.


Hasil penelitian menunjukkan orang dewasa muda dengan tingkat kecanduan media sosial yang tinggi cenderung memiliki fungsi eksekutif termasuk proses berpikir kognitif yang buruk. Individu yang kecanduan tidak mampu mengendalikan penggunaan media sosial. Dengan banyaknya paparan konten singkat yang dikonsumsi oleh otak, pengguna medsos akan mengalami gangguan emosional bahkan penurunan kualitas tidur.


Penelitian lain dari Pusat Nasional Informasi Bioteknologi Perpustakaan Nasional Kedokteran Amerika Serikat mengemukakan bahwa aliran informasi yang beraneka ragam dan masuk dalam waktu yang singkat melalui layar gawai mendorong perhatian seseorang untuk mengalami peralihan yang cepat dibanding fokus secara mendalam. Akibatnya, seseorang menjadi sulit fokus saat membutuhkan daya berpikir yang tinggi, misalnya pada saat harus melakukan pemecahan masalah.


Menurut Newport Institute, ​banyaknya informasi yang beragam dan semu membuat otak menjadi sangat berantakan karena rangsangan berlebihan yang terus-menerus sehingga sulit untuk memilah kebenaran dari fiksi. Tren yang terus mendorong perhatian terhadap suka, komentar, dan bagikan dapat menyebabkan penurunan harga diri, meningkatkan stres, kecemasan, dan depresi.


Perasaan tidak bersemangat setelah begadang dan kurang tidur yang dialami seseorang dapat menyebabkan sulit untuk fokus dan penurunan produktivitas. Selain itu ada rasa gelisah, cemas, negatif, bahkan depresi yang mungkin bisa dialami.


Kini, perasaan semacam ini tetap dirasakan sebagian orang bahkan saat mereka cukup istirahat. Ternyata, menghabiskan waktu berjam-jam di depan ponsel dan layar komputer menyebabkan kelebihan informasi digital. Hasilnya adalah kerusakan otak yang dapat berdampak luas pada kesehatan mental dewasa muda.


Cara mencegah brain rot

Pertama, membatasi waktu layar. Dengan membatasi penggunaan layar, individu dapat mengontrol berapa lama menghabiskan waktu menyelami dunia maya. Secara konsisten, pembatasan bisa dimulai dengan menentukan berapa jam penggunaan gawai dalam sehari. Saat menerapkan pembatasan, hindari menatap layar dan mengonsumsi konten sebelum tidur.


Kedua, bertemu orang lain dan bersosialisasi secara nyata. Kenyataan manusia adalah makhluk sosial tidak dapat dipungkiri dapat memberikan dukungan mental yang kuat saat sedang terpuruk. Namun, bersosialisasi yang dimaksud adalah dengan bertemu secara nyata dan bukan hanya mengobrol via aplikasi. Memperbanyak pertemuan positif dengan orang lain dapat meminimalisasi potensi terkena brain rot.


Ketiga, lakukan aktivitas non-digital. Berolahraga atau melakukan aktivitas apa pun tanpa melibatkan gawai bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan melatih otak agar dapat bekerja dengan hal-hal yang kompleks. Selain terhindar dari brain rot, hal ini juga mendorong seseorang untuk meningkatkan keterampilan yang mungkin tidak disadari sebelumnya.


Keempat, detoks digital. Jika sudah berhasil membatasi waktu penggunaan gawai, tidak menggunakan gawai sama sekali bisa membuat pikiran yang terus-menerus beristirahat. Hal ini juga memungkinkan seseorang untuk lebih menyadari pikiran, persepsi, dan kebiasaannya. 


Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Pusat Nasional Informasi Bioteknologi Perpustakaan Nasional Kedokteran Amerika Serikat menemukan bahwa dengan tidak menggunakan media sosial selama tujuh hari saja, kesehatan mental yang dirasakan meningkat secara signifikan, dibandingkan dengan penggunaan media sosial selama tujuh hari.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Tekno 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)