Gaia, Wahana Antariksa Pemetaan Galaksi Bima Sakti Pensiun
-
Gaia, wahana antariksa milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berhenti operasi setelah memetakan galaksi Bima Sakti selama 12 tahun.
ESA resmi menghentikan pengoperasian Gaia terhitung sejak Rabu (15/1/2025). Hal ini dilakukan karena Gaia kehabisan propelan gas dingin yang digunakannya untuk menuver berputar di ruang hampa.
Diketahui, Gaia telah menggunakan sekitar 12 gram propelan gas setiap hari sejak diluncurkan dari Guyana Prancis, Amerika Selatan, pada 19 Desember 2013 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati ESA telah menghentikan pengoperasian Gaia, wahana antariksa tersebut masih bisa berperan terhadap sains antariksa.
"Menurut saya, misi Gaia tidak akan berakhir, hanya pengambilan data. Saya berharap hasil terbaik Gaia akan datang, termasuk area yang saya sangat minati, bintang biner dan lubang hitam," ungkap Kareem El-Badry, Peneliti Harvard dan Smithsonian Center for Astrophysic (CfA) dan pengguna data Gaia sebagaimana dilansir dari Space, Senin (20/1/2025).
Sepanjang masa operasionalnya, Gaia mempelajari hampir sebanyak dua miliar bintang dan objek lain di dalam dan sekitar Bima Sakti. Sensus bintang yang luas ini berisi rincian gerakan bintang, luminositas, suhu, dan komposisi.
Gaia memiliki tujuan besar untuk membangun peta 3D terbesar dan paling tepat dari alam semesta. Rilis data pertama pesawat ruang angkasa itu turun pada 14 September 2016, kedua menyusul pada 25 April 2018, dan yang ketiga (dan terbaru) keluar pada 13 Juni 2022.
Tim sains Gaia tidak akan punya waktu untuk berduka atas hilangnya Gaia, sebab mereka sedang mempersiapkan Gaia Data Release 4 (GR4), yang diharapkan sebelum pertengahan 2026. Berdasarkan pengamatan selama lima setengah tahun, ESA mengatakan bahwa GR4 tidak akan menjadi "lebih dari yang sama" tetapi diharapkan untuk mengalahkan GR3 dalam hal volume dan kualitas data.
Setelah semua data Gaia diunduh ke Bumi, pekerjaan akan dimulai pada GR5, rilis data terakhir dari wahana antariksa tersebut. Ini akan menjadi kumpulan data raksasa yang berisi pengamatan bintang yang dikumpulkan selama 10,5 tahun. GR5 diperkirakan tidak akan dirilis pada akhir tahun 2020-an.
"Kurang dari sepertiga dari semua data Gaia telah dipublikasikan sejauh ini, dan data terakhir tidak akan siap untuk sains hingga tahun 2030-an," kata El-Badry.
"Diperlukan banyak pekerjaan manusia dan komputasi untuk memproses data," pungkasnya.
(agt/rns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar