Keuangan Digital
Gen Z dan Milenial Paling Doyan Pakai Paylater, Rata-Rata Utang Rp855 Ribu - Bagian all
Pengguna fasilitas Paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) masih didominasi oleh generasi muda, yakni Gen Z dan milenial.
Gen Z dan Milenial Paling Doyan Pakai Paylater, Rata-Rata Utang Rp855 Ribu (foto mnc media)
IDXChannel - Pengguna fasilitas Paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) masih didominasi oleh generasi muda, yakni Gen Z dan milenial. Sebanyak 48,27 persen merupakan generasi milenial, disusul 39,94 persen adalah Gen Z, dan 11,35 persen merupakan Gen X.
“Kalau data nominatif, jumlah fasilitas kreditnya itu 48,4 juta dan jumlah debitur 16,5 juta. Makanya kalau kita lihat jumlah fasilitas dibanding jumlah debitur, kurang lebih hampir tiga fasilitas berdasarkan satu debitur, rata-rata paylaternya sekitar Rp855 ribu,” kata Direktur Utama Pefindo Biro Kredit, Tan Glant Saputrahadi dalam Media Gathering di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/1).
Sementara komposisi transaksi berasal dari kategori penggunaan untuk lainnya sebesar 41,9 persen, seperti transaksi menggunakan QRIS dan lainnya. Kemudian, pembelian di e-commerce sebesar 33 persen, pembelian tiket untuk bepergian sebesar 21,1 persen, dan 4 persen untuk pembelian langsung di toko.
Sementara itu, hingga November 2024, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53 persen secara tahunan, dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp35,14 triliun. Angka itu mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat masih tinggi.
Di samping itu, pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30 persen pada Desember 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit.
Tan Glant mengungkapkan, pertumbuhan itu didorong oleh integrasi fasilitas BNPL ke dalam layanan perbankan. Pasalnya, bank umum semakin agresif memasuki bisnis BNPL dengan pertumbuhan secara tahunan yang signifikan mencapai 68,24 persen.
“Karena mereka (bank umum) sudah punya kekuatan dana, cost of fund-nya juga lebih murah dibandingkan pemain-pemain pay later pada umumnya, sehingga mereka lebih disukai,” ujar Tan Glant.
Tan Glant memaparkan, fasilitas kredit BNPL tumbuh tiga kali lipat dari kartu kredit, di mana pengajuan fasilitas BNPL per Oktober 2024 sebanyak 48,4 juta, dibandingkan dengan pengajuan kartu kredit yang sebanyak 13,9 juta.
Sejumlah faktor disebut memengaruhi pertumbuhan BNPL jika dibandingkan kartu kredit, yakni adanya fleksibilitas dan kenyamanan, promo menarik, terdapat kemudahan atau instant approval, UI-UX yang relevan dengan kalangan muda dan dinilai selaras dengan gaya hidup, serta terintegrasi dengan online merchant atau e-commerce.
“Kami melihat pay later itu sudah menjadi bagian dari hidup. Jadi sudah lumrah sekarang untuk menggunakan pay later,” tutur Tan Glant.
(Fiki Ariyanti)
Komentar
Posting Komentar