Aplikasi, Smartphone, Android, Gadget, Keamanan Digital
331 Aplikasi Berbahaya di Google Play Diunduh 60 Juta Kali

SELULAR.ID – Perusahaan keamanan siber asal Rumania, Bitdefender, mengungkap data aplikasi berbahaya di toko Google Play yang membawa virus dan memunculkan iklan penipuan. Setidaknya, ada 331 aplikasi berbahaya yang sudah diunduh sebanyak 60 juta kali oleh pengguna Android.
Menariknya, operasional malware dari aplikasi berbahaya di Google Play, bisa menembus sistem keamanan Android 13. Dari ratusan aplikasi berbahaya itu, ada 13 aplikasi yang masih sering online di toko tersebut pada Maret 2025.
Malware tersebut menyusup dengan memanfaatkan Content Provider, yakni sistem internal Android yang otomatis memanggil aplikasi tanpa perlu dibuka oleh pengguna. Menurut para peneliti Bitdefender, tindakan seperti ini seharusnya tidak mungkin terjadi, karena bisa menembus Google Play yang memiliki keamanan tingkat tinggi pada Android 13.
Baca juga: Ada Temuan Malware SparkCat, Google Play dan App Store Hapus 20 Aplikasi
Dalam menyusup, malware ini menghilangkan ikon dari layar utama, sehingga sulit ditemukan dan dihapus. Teknik ini bekerja dengan menonaktifkan sistem ‘launcher’, lalu memanipulasi kode agar tetap berjalan di latar belakang.
Liciknya, beberapa aplikasi bahkan menyamar di pengaturan sebagai ‘Google Voice’, sehingga pengguna kesulitan menghapusnya.
Bahaya utama dari aplikasi ini adalah iklan layar penuh yang muncul tanpa izin. Malware ini menciptakan layar virtual tersembunyi, tempat mereka menampilkan formulir login palsu untuk mencuri password dan data kartu kredit.
Sistem keamanan Google bisa dikelabui karena malware berjalan di latar belakang, meski aplikasi sudah ditutup. Penyusup mengenkripsi komunikasi dengan server pusat, sehingga sulit dilacak. Malware ini juga cukup cerdas karena bisa mendeteksi jika sedang dianalisis, lalu mengubah perilakunya agar tidak terdeteksi.
Dalam hasil temuan Bitdefender, aplikasi berbahaya itu mulai bermunculan di Play Store sejak kuartal ketiga 2024. Uniknya, beberapa aplikasi awalnya aman, tetapi diperbarui dengan kode berbahaya setelah banyak diunduh.
Baca juga: Cara Menggunakan QRIS Tap NFC, Baru Bisa di Ponsel Android
Dua aplikasi yang diketahui berbahaya dan masih aktif hingga Maret adalah ‘Dropo’ dan ‘Handset Locator’. Beberapa aplikasi berbahaya yang menyusupkan malware merupakan aplikasi kebugaran, pemindai QR, hingga pelacakan dan navigasi.
Beberapa daftar aplikasi yang disusupi malware berbahaya adalah:
- AquaTracker – 1.000.000+ unduhan
- ClickSave Downloader – 1.000.000+ unduhan
- Scan Hawk – 1.000.000+ unduhan
- Water Time Tracker – 1.000.000+ unduhan
- Health Tracker Pro – 500.000+ unduhan
- QR Master Scanner – 500.000+ unduhan
- Wallpaper HD Collection – 500.000+ unduhan
- Expense Manager Plus – 100.000+ unduhan
- Battery Optimizer – 100.000+ unduhan
Kini, cara kerja malware semakin canggih dan bisa melewati sistem keamanan terbaru, sehingga kewaspadaan pengguna tetap menjadi perlindungan terbaik.
Berikut cara melindungi diri dari aplikasi berbahaya, mengutip Winfuture:
- Periksa daftar aplikasi di ponsel secara rutin, dan hapus yang mencurigakan.
- Waspadai aplikasi yang menghilang dari layar utama setelah diinstal.
- Jangan memasukkan data pribadi ke dalam formulir mencurigakan.
- Unduh aplikasi hanya dari pengembang terpercaya dengan ulasan positif.
Masih menurut data Bitdefender, 5 negara terbanyak yang mengunduh aplikasi berbahaya di Google Play:
- Brazil hampir 40 persen
- Amerika Serikat hampir 10 persen
- Mexico hampir 8 persen
- Turki dan Korea Selatan 5 persen
- Negara lain sebanyak hampir 35 persen
Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News
SELULAR.ID – Perusahaan keamanan siber asal Rumania, Bitdefender, mengungkap data aplikasi berbahaya di toko Google Play yang membawa virus dan memunculkan iklan penipuan. Setidaknya, ada 331 aplikasi berbahaya yang sudah diunduh sebanyak 60 juta kali oleh pengguna Android.
Menariknya, operasional malware dari aplikasi berbahaya di Google Play, bisa menembus sistem keamanan Android 13. Dari ratusan aplikasi berbahaya itu, ada 13 aplikasi yang masih sering online di toko tersebut pada Maret 2025.
Malware tersebut menyusup dengan memanfaatkan Content Provider, yakni sistem internal Android yang otomatis memanggil aplikasi tanpa perlu dibuka oleh pengguna. Menurut para peneliti Bitdefender, tindakan seperti ini seharusnya tidak mungkin terjadi, karena bisa menembus Google Play yang memiliki keamanan tingkat tinggi pada Android 13.
Baca juga: Ada Temuan Malware SparkCat, Google Play dan App Store Hapus 20 Aplikasi
Dalam menyusup, malware ini menghilangkan ikon dari layar utama, sehingga sulit ditemukan dan dihapus. Teknik ini bekerja dengan menonaktifkan sistem ‘launcher’, lalu memanipulasi kode agar tetap berjalan di latar belakang.
Liciknya, beberapa aplikasi bahkan menyamar di pengaturan sebagai ‘Google Voice’, sehingga pengguna kesulitan menghapusnya.
Bahaya utama dari aplikasi ini adalah iklan layar penuh yang muncul tanpa izin. Malware ini menciptakan layar virtual tersembunyi, tempat mereka menampilkan formulir login palsu untuk mencuri password dan data kartu kredit.
Sistem keamanan Google bisa dikelabui karena malware berjalan di latar belakang, meski aplikasi sudah ditutup. Penyusup mengenkripsi komunikasi dengan server pusat, sehingga sulit dilacak. Malware ini juga cukup cerdas karena bisa mendeteksi jika sedang dianalisis, lalu mengubah perilakunya agar tidak terdeteksi.
Dalam hasil temuan Bitdefender, aplikasi berbahaya itu mulai bermunculan di Play Store sejak kuartal ketiga 2024. Uniknya, beberapa aplikasi awalnya aman, tetapi diperbarui dengan kode berbahaya setelah banyak diunduh.
Baca juga: Cara Menggunakan QRIS Tap NFC, Baru Bisa di Ponsel Android
Dua aplikasi yang diketahui berbahaya dan masih aktif hingga Maret adalah ‘Dropo’ dan ‘Handset Locator’. Beberapa aplikasi berbahaya yang menyusupkan malware merupakan aplikasi kebugaran, pemindai QR, hingga pelacakan dan navigasi.
Beberapa daftar aplikasi yang disusupi malware berbahaya adalah:
- AquaTracker – 1.000.000+ unduhan
- ClickSave Downloader – 1.000.000+ unduhan
- Scan Hawk – 1.000.000+ unduhan
- Water Time Tracker – 1.000.000+ unduhan
- Health Tracker Pro – 500.000+ unduhan
- QR Master Scanner – 500.000+ unduhan
- Wallpaper HD Collection – 500.000+ unduhan
- Expense Manager Plus – 100.000+ unduhan
- Battery Optimizer – 100.000+ unduhan
Kini, cara kerja malware semakin canggih dan bisa melewati sistem keamanan terbaru, sehingga kewaspadaan pengguna tetap menjadi perlindungan terbaik.
Berikut cara melindungi diri dari aplikasi berbahaya, mengutip Winfuture:
- Periksa daftar aplikasi di ponsel secara rutin, dan hapus yang mencurigakan.
- Waspadai aplikasi yang menghilang dari layar utama setelah diinstal.
- Jangan memasukkan data pribadi ke dalam formulir mencurigakan.
- Unduh aplikasi hanya dari pengembang terpercaya dengan ulasan positif.
Masih menurut data Bitdefender, 5 negara terbanyak yang mengunduh aplikasi berbahaya di Google Play:
- Brazil hampir 40 persen
- Amerika Serikat hampir 10 persen
- Mexico hampir 8 persen
- Turki dan Korea Selatan 5 persen
- Negara lain sebanyak hampir 35 persen
Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar