Kecerdasan Buatan,
Wamendikdasmen: Pembelajaran Coding Salah Satu Cara Lahirkan Ilmuwan Indonesia
KOMPAS.com - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Prof. Atib Latipulhayat yakin pembelajaran coding di sekolah bisa membantu meningkatkan jumlah ilmuwan di Indonesia.
Prof. Atib mengungkapkan hal itu saat meninjau proses pembelajaran coding saat mengunjungi SMA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
"Pembelajaran coding merupakan salah satu cara melahirkan para ilmuwan untuk bangsa Indonesia dan menjadi mata pelajaran pilihan ke depan," kata Prof. Atib dikutip dari keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).
Baca juga: Pemerintah Jajaki Adanya Mata Pelajaran Coding dan AI di SMK
Sempat Memanas, Koalisi Sipil Gedor Pintu Ruang Rapat RUU TNI di Hotel Mewah
Hadirkan metode pembelajaran yang mudah diterima
Selain coding, lanjut Prof. Atib, pelajaran matematika juga sangat berpengaruh untuk membantu menaikkan angka Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia.
Oleh karena itu, Prof. Atib menekankan penting bagi para pengajar menghadirkan metode pembelajaran yang mudah diterima, merefleksikan kehidupan sehari-hari, dan menggembirakan.
Prof. Atip juga menyosialisasikan tentang visi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk lima tahun ke depan.
Ia mengajak seluruh sekolah, utamanya SMA Ali Maksum untuk bersama menghadirkan pendidikan yang bermutu.
Bukan sekadar melaksanakan pembelajaran, tetapi juga menghasilkan lulusan yang siap dalam persaingan global.
"Saya berharap dapat lahir tokoh-tokoh besar yang berpengaruh untuk Indonesia dari sekolah ini. Lanjutkan dan terus pertahankan praktik baik yang telah dilakukan," ucap dia.
Baca juga: Jumlah Peneliti Indonesia Kalah dari China, Peneliti: Dana Riset Kurang
Indonesia kekurangan ilmuwan
Sebelumnya diberitakan, jumlah pakar sains dan teknologi tingkat tinggi di Tiongkok mengalami peningkatan dibandingkan Amerika Serikat.
Hal ini berdasarkan laporan yang dirilis oleh perusahaan teknologi data Dongbi Data yang berbasis di Shenzhen pada 11 Januari 2025 lalu.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (17/1/2025) terdapat 36.599 ilmuwan terkemuka dunia di Amerika Serikat pada tahun 2020. Jumlah ini menurun setiap tahun menjadi 31.781 pada tahun 2024.
Angka ini turun dari hampir 33 persen menjadi 27 persen. Sedangkan jumlah ilmuwan terkemuka di Tiongkok meningkat dari 18.805 pada tahun 2020 menjadi 32.511 pada tahun 2024. Angka ini meningkat dari 17 persen menjadi 28 persen.
Ilmuwan terkemuka yang dimaksud dalam laporan ini didefinisikan sebagai setiap peneliti yang telah menerbitkan makalah berpengaruh di jurnal-jurnal terkemuka dunia.
Sementara itu, jumlah peneliti asal Indonesia berhasil masuk dalam daftar ilmuwan berpengaruh dunia tahun 2024 yang dirilis Stanford University bersama Elsevier BV adalah sebanyak 150 orang.
Total 150 orang peneliti Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut dan berasal dari berbagai universitas di Indonesia.
Baca juga: Jumlah Peneliti Indonesia Kalah dari China, Peneliti: Dana Riset Kurang
Daftar peneliti asal Indonesia yang masuk dalam daftar ilmuwan berpengaruh dunia rilis Stanford University bersama Elsevier BV ini berdasarkan indikator kutipan terstandarisasi yang meliputi jumlah kutipan, H-index yang merupakan ukuran untuk menilai hasil penelitian ilmuwan yang dipublikasikan, Hm-index yang disesuaikan dengan kontribusi kolaboratif dan indikator komposit (c-score).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Bang Doel Imbau Warga Jakarta Terdampak Banjir Pindah ke Rusun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar