Dunia Internasional
Pendapatan Nvidia Diperkirakan Turun 9 Persen usai AS Lakukan Pembatasan Ekspor Chip ke China

Pendapatan pusat data Nvidia diperkirakan mengalami penurunan sebesar 8-9 persen dalam beberapa kuartal ke depan.

Pendapatan pusat data Nvidia diperkirakan mengalami penurunan sebesar 8-9 persen dalam beberapa kuartal ke depan. (foto: MNC media)
IDXChannel- Pendapatan pusat data Nvidia diperkirakan mengalami penurunan sebesar 8-9 persen dalam beberapa kuartal ke depan. Hal itu usai pemerintah Amerika Serikat (AS) mewajibkan Nvidia memiliki lisensi ekspor federal jika ingin menjual chip H20 ke China.
Chip H20 merupakan versi yang telah dimodifikasi dari chip unggulan Nvidia agar sesuai dengan batasan ekspor AS ke China. Meski performanya lebih rendah dibanding chip terbaru lainnya, H20 tetap menjadi andalan Nvidia di pasar China.
Namun, kini Nvidia bakal mendapat tekanan dengan adanya aturan AS tersebut sehinga masa depan chip tersebut jadi tidak pasti.
Nvidia memperkirakan menanggung kerugian sekitar USD5,5 miliar pada kuartal pertama akibat larangan ekspor ini. Laporan dari Morgan Stanley menyebut perkiraan ini menandakan Nvidia tidak optimistis akan mendapatkan lisensi ekspor.
Padahal, Chip H20 diperkirakan menyumbang sekitar 12 persen hingga 13 persen dari pendapatan pusat data Nvidia pada April 2025.
Kabar ini juga membuat saham Nvidia bergejolak. Saham Nvidia mengalami penurunan tajam hampir 7 persen dan ditutup pada harga USD104,49 pada perdagangan Rabu.
Penurunan ini juga menyeret saham perusahaan teknologi lainnya, karena investor khawatir pembatasan ekspor ke China bisa berdampak lebih luas terhadap industri teknologi.
Tak hanya itu, masalah Nvidia semakin rumit dengan munculnya pengawasan dari pemerintah AS terkait hubungannya dengan DeepSeek. Muncul kekhawatiran chip buatan Nvidia digunakan DeepSeek untuk mengembangkan teknologi AI yang berpotensi menyaingi perusahaan-perusahaan Amerika, namun dengan biaya lebih rendah.
Menanggapi kabar tersebut, Nvidia menyatakan mengikuti semua arahan dari pemerintah AS mengenai apa yang boleh dijual dan ke mana produk mereka bisa diekspor.
(Ibnu Hariyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar