Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Butuh Vaksin TBC Bill Gates - inews - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Butuh Vaksin TBC Bill Gates - inews

Share This
Responsive Ads Here

 Kesehatan

Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Butuh Vaksin TBC Bill Gates - Bagian All

mantan_menkes_siti_fadilah_supari_dok_sindonews

JAKARTA, iNews.id - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari menilai, Indonesia tidak membutuhkan vaksin tuberkulosis (TBC) yang tengah dikembangkan yayasan milik Bill Gates, Gates Foundation. Menurutnya, program terkait TBC dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini bisa dimaksimalkan.

"Jadi kita tidak butuh vaksin sebetulnya. Kalau programnya Pak Menkes berjalan dengan bagus, kita tidak butuh vaksin yang dibikin oleh Bill Gates tersebut," ujarnya dalam program One on One SindoNews, dikutip Senin (19/5/2025). 

Diketahui, Kemenkes memiliki program Desa Siaga TBC. Program tersebut telah resmi diluncurkan Kemenkes pada 9 Mei 2025 lalu. 

Siti menyatakan, program tersebut akan lebih sempurna jika ditambahkan dengan pemberian makanan bergizi bagi para pasien TBC.  

"Jadi makan bergizi gratis juga harus diberikan kepada pasien-pasien tuberkulosis, dan betulkan environment mereka," kata Siti.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan uji klinis vaksin TBC di Indonesia yang dikembangkan yayasan Gates Foundation telah sesuai protokol. Dia mengungkapkan, pengujian dilakukan untuk mengetahui cocok atau tidaknya vaksin tersebut dengan genetik masyarakat.

Budi menjelaskan, uji klinis vaksin TBC sudah dilakukan beberapa tahap dari mulai fase 1 dan fase 2.

"Nah tahap 3 itu biasa dipakai di beberapa negara seluruh dunia untuk mengetahui ini cocok nggak dengan rasnya kita, dengan genetiknya kita. Karena bisa beda-beda tuh, masing-masing negara beda respons tubuhnya orang yang dikasih. Nah, Indonesia masuk kenapa? Supaya kita bisa tahu cocok nggak dengan orang Indonesia," katanya.

Budi menuturkan, jika nanti hasilnya tidak cocok, maka vaksinnya masih bisa diperbaiki sehingga bisa mengobati penderita TBC. Dia menegaskan, uji klinis ini juga sudah ada standarnya dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages