Dunia Internasional,
AS Kalah, China dan Rusia Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Minggu, 18 Mei 2025 - 19:43 WIB
China dan Rusia akan membangun PLTN di bulan direncanakan selesai pada 2035. FOTO/The Daily Galaxy
- China dan Rusia resmi menandatangani nota kesepahaman untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) otomatis di Bulan yang direncanakan selesai pada tahun 2035. Proyek ini akan menjadi bagian dari International Lunar Research Station (ILRS), sebuah pangkalan penelitian ilmiah di Bulan yang diusulkan bersama kedua negara.
ILRS dirancang sebagai pangkalan penelitian yang berlokasi sekitar 100 kilometer dari kutub selatan Bulan dengan tujuan mendukung eksplorasi jangka panjang dan penelitian ilmiah. Pembangkit listrik tenaga nuklir ini akan menyediakan sumber energi utama untuk operasi stasiun tersebut termasuk misi tanpa awak dan kehadiran manusia di masa depan.
Roscosmos, badan antariksa Rusia, menyatakan teknologi untuk pembangunan reaktor nuklir ini "hampir siap" dan akan beroperasi secara otonom tanpa kehadiran manusia selama tahap awal pengoperasian. Hal ini memungkinkan operasi jangka panjang yang stabil dan aman di lingkungan bulan yang ekstrem.
"Stasiun ini akan menjalankan riset antariksa mendasar sekaligus menguji teknologi operasi otonom jangka panjang, dengan potensi kehadiran manusia di bulan," jelas Roscosmos dalam pernyataannya, dikutip dari DW, Minggu (18/5).
Baca Juga: China Aktifkan Reaktor Thorium, Energi Nuklir Bersih Pertama di Dunia
Proyek ILRS dianggap sebagai pesaing program Artemis yang dipimpin Amerika Serikat. Artemis berencana membangun stasiun ruang angkasa bulan orbital bernama Gateway mulai tahun 2027 dengan melibatkan NASA dan badan antariksa dari 55 negara anggota Badan Antariksa Eropa. Sementara itu, ILRS yang dipimpin oleh China dan Rusia mengusung pendekatan pangkalan permanen di permukaan Bulan.
China berencana mengundang 50 negara, 500 lembaga penelitian, dan 5.000 peneliti internasional untuk bergabung dalam proyek ILRS melalui inisiatif yang disebut Proyek 555. Selain Rusia, sejumlah negara lain seperti Pakistan, Venezuela, Belarusia, dan Afrika Selatan juga terlibat dalam ILRS.
Pembangunan pangkalan ini akan dimulai dengan misi Chang’e-8 China yang dijadwalkan meluncur pada 2028. Misi tersebut akan menjadi upaya pertama China untuk mendaratkan astronot di Bulan dan menjadi fondasi bagi pembangunan pangkalan permanen berawak di sana.
Selain reaktor nuklir, ILRS juga akan memanfaatkan panel surya raksasa sebagai sumber energi tambahan. Sistem distribusi listrik dan pemanas di permukaan Bulan akan menggunakan jaringan pipa dan kabel yang terintegrasi dengan pembangkit nuklir dan panel surya.
Sumber daya alam di Bulan, seperti oksida logam, logam tanah jarang, regolith, dan helium-3 yang potensial sebagai bahan bakar fusi nuklir, menjadi daya tarik utama bagi eksplorasi ini. ILRS diharapkan dapat membuka peluang penelitian dan pemanfaatan sumber daya tersebut secara berkelanjutan.
China telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam eksplorasi bulan sejak 2013 dengan misi penjelajah tak berawak dan pemetaan permukaan Bulan, termasuk sisi gelap Bulan yang selalu menghadap jauh dari Bumi. Pada Juni 2024, China menjadi negara pertama yang berhasil mengumpulkan batuan dari sisi gelap Bulan, sebuah prestasi bersejarah dalam eksplorasi antariksa.
Baca Juga: Iran Ajukan Usaha Nuklir Patungan dengan AS dan Negara-negara Arab
Kerja sama ini juga menandai langkah strategis Rusia dan China dalam mendahului Amerika Serikat yang baru-baru ini membatalkan rencana pangkalan bulan orbitalnya pada 2026. Dengan demikian, proyek ILRS memperlihatkan ambisi kedua negara untuk menjadi pemimpin dalam eksplorasi dan penelitian luar angkasa.
"China akan mengundang 50 negara, 500 lembaga penelitian ilmiah internasional, dan 5.000 peneliti luar negeri untuk bergabung dengan ILRS sebagai bagian dari Proyek 555," ujar kepala perancang program eksplorasi bulan China, Wu Weiren.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bulan ini akan membuka babak baru dalam teknologi antariksa, terutama dalam hal pengoperasian reaktor nuklir secara otonom di lingkungan luar angkasa yang ekstrem dan menantang. Keberhasilan proyek ini akan menjadi tonggak penting bagi eksplorasi manusia di Bulan dan kemungkinan ekspansi ke planet lain di masa depan.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar