Kecerdasan Buatan
Microsoft Adopsi Standar Google untuk Menghubungkan Agen AI - Selular

Selular.ID – Microsoft mengumumkan akan mendukung spesifikasi Agent2Agent (A2A) dari Google pada dua platform pengembangan AI miliknya, yaitu Azure AI Foundry, dan Copilot Studio. Perusahaan yang dipimpin Satya Nadella itu juga telah bergabung dalam kelompok kerja A2A di GitHub untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan protokol dan alat bantu tersebut.
Dalam keterangan resminya, Microsoft mengatakan, para agen AI terbaik tidak akan terbatas hanya di satu aplikasi atau satu cloud. Nantinya para agen AI akan bekerja dalam alur kerja nyata, melintasi berbagai model, domain, dan ekosistem. Hal itu merupakan awal dari fondasi generasi perangkat lunak berikutnya yang dikembangkan Microsoft dengan bantuan Google.
Dukungan A2A yang diterapkan di Azure AI Foundry dan Copilot Studio akan membuat para agen mampu bekerja sama dengan agen eksternal, termasuk agen yang dibuat menggunakan alat lain atau yang dihosting di luar ekosistem Microsoft. Misalnya, satu agen dari Microsoft bisa menjadwalkan rapat, sementara agen dari Google menyusun dan mengirim undangan emailnya.
Google memperkenalkan A2A pada awal April 2025. A2A memungkinkan agen dengan program berbasis AI yang bekerja semi otomatis untuk berkolaborasi di berbagai cloud, aplikasi, dan layanan.
Baca juga: Sidang Monopoli, Hakim Ingin Google Menjual AdX dan DFP
Dengan protokol ini, agen dapat saling bertukar tujuan dan menjalankan tindakan. Para pengembang mendapatkan seperangkat komponen yang kompatibel untuk memastikan kolaborasi antar agen dapat berlangsung secara aman.
“Pelanggan bisa membangun alur kerja kompleks yang melibatkan banyak agen, baik dari dalam organisasi, alat milik mitra, maupun infrastruktur produksi sambil tetap menjaga tata kelola dan kesepakatan tingkat layanan (SLA). Kami menyelaraskan diri dengan dorongan industri yang lebih luas untuk menggunakan protokol bersama antaragen,” tulis Microsoft dalam keterangannya, Rabu 7 Mei 2025.
Bisa dibilang, Agen AI yang diluncurkan Google belum sempurna. Namun, usai dikenalkan ke publik, banyak perusahaan yang tertarik berinvestasi dan mengadopsinya.
Baca juga: CEO Mozilla Curhat Soal Firefox saat Google Wajib Jual Chrome
Mengutip Techcrunch, dalam survei terbaru dari KPMG, 65% perusahaan sedang menguji coba agen AI. Sementara itu, Markets and Markets memproyeksikan bahwa pasar agen AI akan tumbuh dari $7,84 miliar pada 2025, menjadi $52,62 miliar pada 2030.
Keputusan Microsoft dalam mengadopsi A2A Google dilakukan usai Microsoft mengenalkan Model Connector Protocol (MCP). MCP merupakan standar protokol dari perusahaan AI Anthropic. Tugas MCP yaitu, menghubungkan AI dengan sistem tempat data berada, melalui Copilot Studio. Penyedia model AI besar lainnya, seperti Google dan OpenAI, juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi MCP pada awal tahun ini.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Selular.ID – Microsoft mengumumkan akan mendukung spesifikasi Agent2Agent (A2A) dari Google pada dua platform pengembangan AI miliknya, yaitu Azure AI Foundry, dan Copilot Studio. Perusahaan yang dipimpin Satya Nadella itu juga telah bergabung dalam kelompok kerja A2A di GitHub untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan protokol dan alat bantu tersebut.
Dalam keterangan resminya, Microsoft mengatakan, para agen AI terbaik tidak akan terbatas hanya di satu aplikasi atau satu cloud. Nantinya para agen AI akan bekerja dalam alur kerja nyata, melintasi berbagai model, domain, dan ekosistem. Hal itu merupakan awal dari fondasi generasi perangkat lunak berikutnya yang dikembangkan Microsoft dengan bantuan Google.
Dukungan A2A yang diterapkan di Azure AI Foundry dan Copilot Studio akan membuat para agen mampu bekerja sama dengan agen eksternal, termasuk agen yang dibuat menggunakan alat lain atau yang dihosting di luar ekosistem Microsoft. Misalnya, satu agen dari Microsoft bisa menjadwalkan rapat, sementara agen dari Google menyusun dan mengirim undangan emailnya.
Google memperkenalkan A2A pada awal April 2025. A2A memungkinkan agen dengan program berbasis AI yang bekerja semi otomatis untuk berkolaborasi di berbagai cloud, aplikasi, dan layanan.
Baca juga: Sidang Monopoli, Hakim Ingin Google Menjual AdX dan DFP
Dengan protokol ini, agen dapat saling bertukar tujuan dan menjalankan tindakan. Para pengembang mendapatkan seperangkat komponen yang kompatibel untuk memastikan kolaborasi antar agen dapat berlangsung secara aman.
“Pelanggan bisa membangun alur kerja kompleks yang melibatkan banyak agen, baik dari dalam organisasi, alat milik mitra, maupun infrastruktur produksi sambil tetap menjaga tata kelola dan kesepakatan tingkat layanan (SLA). Kami menyelaraskan diri dengan dorongan industri yang lebih luas untuk menggunakan protokol bersama antaragen,” tulis Microsoft dalam keterangannya, Rabu 7 Mei 2025.
Bisa dibilang, Agen AI yang diluncurkan Google belum sempurna. Namun, usai dikenalkan ke publik, banyak perusahaan yang tertarik berinvestasi dan mengadopsinya.
Baca juga: CEO Mozilla Curhat Soal Firefox saat Google Wajib Jual Chrome
Mengutip Techcrunch, dalam survei terbaru dari KPMG, 65% perusahaan sedang menguji coba agen AI. Sementara itu, Markets and Markets memproyeksikan bahwa pasar agen AI akan tumbuh dari $7,84 miliar pada 2025, menjadi $52,62 miliar pada 2030.
Keputusan Microsoft dalam mengadopsi A2A Google dilakukan usai Microsoft mengenalkan Model Connector Protocol (MCP). MCP merupakan standar protokol dari perusahaan AI Anthropic. Tugas MCP yaitu, menghubungkan AI dengan sistem tempat data berada, melalui Copilot Studio. Penyedia model AI besar lainnya, seperti Google dan OpenAI, juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi MCP pada awal tahun ini.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar