Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home AI Featured Internet Kecerdasan Buatan

    10 Pekerjaan Ini Diprediksi Aman dari Ancaman Kecerdasan Buatan (AI) - inilah

    7 min read

     Kecerdasan Buatan, AI, Internet, 

    10 Pekerjaan Ini Diprediksi Aman dari Ancaman Kecerdasan Buatan (AI)

    Oleh
    Share
    Ilustrasi pekerjaan yang belum bisa digantikan oleh robot sepenuhnya (Foto: Freepik)

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    Kecil
    Besar

    Penggunaan AI terus meningkat di berbagai bidang, namun masih ada beberapa pekerjaan yang dinilai tidak bisa digantikan oleh robot karena sangat bergantung pada emosi dan keterampilan yang hanya dimiliki manusia. 

    Kecerdasan buatan atau AI hadir sebagai teknologi yang mampu meringankan beban manusia dalam kehidupan sehari-hari. 

    Namun di sisi lain, keberadaannya juga mengancam umat manusia di masa depan, khususnya dalam dunia pekerjaan.

    Menurut survey yang dirilis oleh McKinsey & Company, jumlah penggunaan AI di dunia kerja mulai meningkat sepanjang 2024.

    Bahkan berdasarkan survey yang dilakukan, 78 persen responden menyatakan telah menggunakan AI dalam operasional organisasinya khususnya dalam bidang teknologi informasi (TI), pemasaran, penjualan, dan pelayanan.

    Dari semua sektor, TI menjadi sektor yang paling terdampak dari penggunaan AI.

    Lantas, jika banyak perusahaan banyak mengandalkan AI dalam kegiatan operasionalnya, pekerjaan apa yang akan tetap aman dari ancaman AI?

    Daftar Pekerjaan yang Aman dari Ancaman AI

    Dilansir dari U.S Career Institute, ada 65 pekerjaan yang memiliki probabilitas terkecil untuk digantikan oleh robot, setidaknya sampai 2031.

    Pekerjaan-pekerjaan ini tidak bisa digantikan oleh robot karena membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan aktivitas yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.

    Berikut adalah sepuluh di antaranya:

    1. Praktisi Perawat

    Profesi ini membutuhkan seorang praktisi yang memiliki pendidikan dan pelatihan lanjutan untuk belajar lebih dalam tentang beragam macam penyakit dan penanganannya.

    Robot juga bisa melakukan pekerjaan itu. Namun robot memiliki keterbatasan dalam menganalisis kondisi tubuh manusia yang bisa berubah-ubah secara tidak terduga.

    2. Koreografer

    Koreografer adalah seorang seniman yang merancang dan mengatur gerakan tari untuk pertunjukan panggung, video musik, dan film.

    Pekerjaan ini dinilai sulit digantikan oleh robot karena membutuhkan pemahaman mendalam tentang emosi, cerita, ritme, dan ekspresi manusia yang tidak bisa diterapkan dan dirasakan oleh robot.

    Baca Juga:

    3. Asisten Dokter

    Asisten dosen adalah pekerja medis yang juga membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang panjang untuk mendapatkan lisensi resmi.

    Selain mendampingi dokter utama, asisten dokter juga bertugas untuk mengontrol kondisi pasien dan kemampuan analisa yang baik untuk mendiagnosis suatu penyakit dan kondisi tubuh pasien yang sering berubah-ubah.

    Itulah sebabnya, pekerjaan yang selalu berhadapan dengan kasus yang beragam dan kompleks seperti ini tidak bisa digantikan oleh robot.

    4. Konselor Kesehatan Mental

    Profesi ini membantu pasien mengatasi masalah emosional, mental, dan perilaku.

    Tugas utamanya, selain mendengarkan keluhan, juga menyediakan terapi dan panduan untuk membantu klien mengelola stres, kecemasan, dan isu-isu lainnya.

    Dalam praktiknya, pekerjaan ini sangat bergantung pada interaksi manusia, seperti rasa empati, emosional, dan masih banyak lainnya.

    Robot atau AI bisa mempelajari hal-hal tersebut. Namun robot tidak memiliki rasa dan emosi yang sama seperti manusia.

    5. Instruktur dan Dosen Keperawatan, Pendidikan Tinggi

    Sekarang banyak platform yang menawarkan layanan kursus dengan bantuan AI atau robot. 

    Meskipun robot bisa mempelajari materi medis yang sangat banyak, mereka tidak memiliki pengalaman dan praktik di dunia nyata. 

    Padahal, pengalaman praktis dan aplikasi langsung di lapangan adalah materi pembelajaran yang sangat dibutuhkan dalam dunia medis. 

    6. Pelatih dan Pemandu Bakat

    Robot bisa di desain untuk menjadi pelatih dan pembimbing atlet untuk meningkatkan performanya.

    Namun keberadaan robot dinilai masih belum bisa menggantikan posisi manusia, khususnya dalam aspek pemahaman psikologis, motivasi, dan intuisi manusia yang dapat mendeteksi bakat tersembunyi.

    Profesi ini memiliki peran yang penting dalam mencegah, mendiagnosis, dan menangani cedera yang dialami oleh atlet atau individu.

    Meski sudah ada teknologi canggih yang dapat membantu menganalisis suatu penyakit, namun robot tidak mampu menggantikan profesi ini secara keseluruhan.

    Sebab dalam praktiknya, terapis tidak hanya mendiagnosis penyakit saja, tetapi juga memberikan penanganan dan pendekatan komunikasi interpersonal yang tidak dapat dilakukan oleh mesin ataupun algoritma.

    8. Terapi Fisik (Fisioterapis)

    Profesi ini bekerja langsung dengan pasien untuk membantu pemulihan fungsi fisik akibat cedera, penyakit, atau penuaan.

    Robot AI bisa membantu untuk memberikan jadwal terapi dan memantau progres.

    Akan tetapi, proses penanganannya, seperti memeriksa kondisi dan reaksi tubuh manusia yang berbeda-beda, tidak bisa dilakukan oleh robot yang hanya menyimpan informasi dan data-data lama saja.

    9. Ortotis dan Prostetikus

    Ortotis dan prostetikus adalah sosok yang merancang, membuat, dan menyesuaikan alat bantu gerak seperti kaki atau tangan palsu, serta penyangga tubuh lainnya.

    Dalam proses pembuatannya, manusia bisa mengandalkan robot AI untuk membuat model 3D atau menganalisis struktur tubuh.

    Namun pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan pemahaman anatomi ini masih belum bisa digantikan oleh robot.

    Sebab dalam setiap kasusnya, mereka harus berhadapan dengan para pasien dengan emosional dan fisik yang berbeda-beda.

    10. Terapis Okupasi

    Profesi ini membantu individu yang memiliki keterbatasan fisik atau mental untuk bisa menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri.

    Dalam praktiknya, pekerjaan ini membutuhkan observasi mendalam terhadap perilaku individu dan memahami nuansa emosional dan kebutuhan sosial pasien.

    Itulah sebabnya, robot yang tidak memiliki emosi tidak bisa menggantikan pekerjaan ini.

    .

    .

    Dapatkan Informasi Terupdate dan Paling Menarik Seputar Bisnis dan Ekonomi di Laman Google News Inilah.com

    0 suka
    0 bookmark
    Komentar
    Additional JS