Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home Featured Game

    Main Paling Serius: Potensi Ekonomi Triliunan Game Lokal - Tirto

    8 min read

     

    Main Paling Serius: Potensi Ekonomi Triliunan Game Lokal

    tirto.id - Pada Hari Game Indonesia tahun lalu, yang diperingati pada 8 Agustus, Luhut Binsar Pandjaitan memamerkan game lokal berjudul Lokapala, di akun Instagramnya. Luhut, yang saat itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, bilang Lokapala menjadi game e-sports pertama asal Indonesia dan satu-satunya dari Asia Tenggara.

    Gim garapan Anantarupa Studios itu dirilis tahun 2020 lalu dan terinspirasi dari relief Candi Borobudur dan Prambanan, yang merupakan dua situs bersejarah Indonesia. Game Lokapala, yang juga dikembangkan dari berbagai penelitian terkait budaya, berusaha memperkenalkan kembali kisah sejarah serta mitologi yang terlupakan.

    Berita baiknya, Indonesia tak cuman punya Lokapala. Dalam semesta game horor misalnya, kita juga bisa membanggakan DreadOut yang dikembangkan oleh studio game independen asal Bandung, Digital Happiness. Karya itu bahkan telah diangkat sutradara Kimo Stamboel ke layar lebar pada 2019.

    Kedua game tersebut hanyalah secuplik contoh karya game dalam negeri. Dengan berbagai rupa dan genre, ada ratusan game lokal yang tercatat dibikin di Indonesia. Per Desember 2024, Indonesia dinobatkan sebagai penyumbang game terbanyak di platform distribusi game PC Steam se-Asia Tenggara. Hal ini diungkap salah satu kurator kenamaan di Steam, Virtual SEA.

    Menurut data lembaga tersebut, Indonesia memimpin dengan jumlah 351 game dari para pengembang (developer) independen. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari game yang sudah dirilis, batal atau ditunda perilisannya, masih dalam tahap awal (early access), serta game yang akan segera diluncurkan.

    Sementara itu, Thailand berada di posisi kedua dengan jumlah game sebanyak 210, disusul Singapura dengan 173 game. Berturut-turut di belakang Singapura duduk Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

    Kondisi itu merupakan cerminan berkilaunya industri game di Tanah Air. Apabila merujuk pada laporan “Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022” terbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor aplikasi dan game bahkan berhasil menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp31,25 triliun pada 2021.

    Angka itu ditaksir melonjak menjadi sekira Rp39 triliun pada 2025 ini. Laporan yang sama menyingkap, nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia pada 2021 tumbuh 3,93 persen, di mana aplikasi dan game menjadi subsektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua (sebesar 9,17 persen), setelah subsektor televisi dan radio (9,48 persen).

    Sedangkan pada 2024, menurut laporan "Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024/2025", perkembangan tren ekraf juga banyak dipengaruhi oleh pesatnya gelombang teknologi dan ekosistem digital, khususnya pada subsektor audio-visual, game, dan musik.

    “Industri kreatif berbasis digital, seperti game dan aplikasi, juga diproyeksikan akan tumbuh sejalan penetrasi internet dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang meluas,” begitu bunyi laporannya.

    Nilai Pasar Masih Kecil Meski Prospektif

    Pesatnya perkembangan industri game Indonesia, yang diuraikan Kemenparekraf, tidak jauh berbeda dengan laporan PricewaterhouseCoopers (PwC) bertajuk “Global Entertainment & Media Outlook 2023–2027”.

    Jika melihat angka konsolidasi pertumbuhan secara tahunan dalam periode tertentu atau compounded annual growth rate (CAGR), menurut PwC, pendapatan industri game (termasuk video game dan e-sports) di Indonesia diperkirakan tumbuh 13,8 persen. Nilainya diprediksi melesat dari 1,6 miliar dolar AS pada 2022 menjadi 3,1 miliar dolar AS (sekitar Rp49 triliun) pada 2027 mendatang.

    Ilustrasi Bermain Game di Ponsel

    Ilustrasi bermain game di ponsel. FOTO/iStockphoto

    Laporan itu juga menyebutkan bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh akses internet yang semakin baik dan minat yang tinggi dari generasi muda. Hal ini membuat pasar game Indonesia tumbuh menjadi yang paling cepat ketujuh di dunia.

    Kendati demikian, nilai pasar game Indonesia masih terbilang kecil—alias hanya sekitar satu persen, dari total pasar global yang diperkirakan mencapai 312 miliar dolar AS pada 2027. Sebagai gambaran, total pendapatan game global pada 2023 yakni sebesar 227 miliar dolar AS, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 7,9 persen.

    Survei PwC ini dilakukan pada kuartal IV 2022 terhadap 6.800 responden berusia 18–49 tahun di tujuh negara: Indonesia, Australia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Laporan tersebut menyingkap bahwa industri game tetap menjadi salah satu kekuatan utama dalam industri hiburan dan media global, serta menjadi salah satu pendorong pertumbuhan utama di Asia-Pasifik.

    Untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri game, Kemkomdigi menyatakan tengah merancang laporan khusus peta ekosistem industri game nasional yang terbaru.

    Ketua Tim Pengembangan Ekosistem Gim Direktorat Ekosistem Digital Kemkomdigi, Damayanti Karina Putri, mengatakan peta ekosistem industri game ini disiapkan untuk dapat memberikan rekomendasi kebijakan sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan para pelaku industri.

    "Jadi memang kita selalu siapkan peta ekosistem industri game nasional, dan selalu kita update perlima tahun. Nah tahun ini kita akan launching yang terbaru dan ini masih difinalisasi, masih kita gabungkan semua data baik dari studio game dan juga hasil data dari lintas kementerian lembaga," kata Damayanti di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025), melansir Antara.

    Hanya Segelintir yang Tahu Variasi Game Lokal

    Potret industri game yang terus bertumbuh di Indonesia juga harus dimanfaatkan untuk semakin mendorong penetrasi game-game lokal, mengingat game lokal masih jarang dikenal.

    Dokumen Peta Ekosistem Industri Gim Indonesia 2021 keluaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, kini Komdigi) bersama Niko Partners menunjukkan kalau secara umum, sebagian besar pemain game Indonesia belum pernah mendengar nama-nama game lokal.

    Game lokal paling populer saat itu, salah satunya Tebak Gambar, juga hanya diketahui oleh sekitar 25 - 30 persen responden saat itu. Lebih dari 80 persen responden pun mengaku belum pernah mendengar Lokapala meskipun game tersebut merupakan gameMultiplayer Online Battle Arena (MOBA) pertama.

    Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein mengungkap, masih sedikitnya orang yang mengenal game lokal dipengaruhi oleh sebagian besar gamer yang masih beranggapan game luar negeri lebih bagus ketimbang game lokal.

    "Aku melihatnya (dunia) game ini masih kayak di industri fesyen zaman dulu, di mana kualitas luar itu lebih bagus dibandingkan kualitas lokal. Sekarang kan fesyen udah lumayan lebih baik nih, orang udah bangga pake lokal. Nah di game tuh orang masih yang kayak, ‘oh game luar lebih bagus’. Baru segelintir orang yang kayak, 'eh gila kualitasnya udah bisa bersaing ya'," kata Shafiq ketika berbincang dengan Tirto, Senin (4/8/2025).

    Di sisi lain, beberapa judul game lokal juga memakai bahasa Inggris, itu mengapa masyarakat mungkin mengira game-game tersebut bukan buatan Indonesia. Padahal, penamaan bahasa asing menurut Shafiq kadang ditujukan untuk bisa turut mencakupi pasar global.

    Ilustrasi bermain game

    Ilustrasi bermain game. FOTO/iStockphoto

    Saat ini, ia bilang, tujuan utama yang sedang dinanti adalah revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Kemudian yang tak kalah penting juga terbukanya akses pendanaan.

    “Dengan adanya Danantara sih kita berharap udah bisa melirik industri game juga jadi salah satu yang bisa diinvestasikan. Terus kedua, juga pasti dari segi regulasi kita sebagai pemain game lokal. Mungkin dari segi perpajakan digitalnya, dari segi perizinannya. Itu juga pasti harus dipermudah ya,” tutur Shafiq.

    Jumlah gamer di Tanah Air sendiri pada 2021 sudah menyentuh angka 175,1 juta orang, baik mereka yang bermain game komputer (PC) maupun mobile game. Angka itu diproyeksikan merangkak naik hingga 192,1 juta orang, alias tumbuh sebesar 8,85 persen pada tahun ini.

    Adapun platform paling populer untuk bermain game adalah smartphone dan komputer desktop. Di belakang itu juga ada laptop, tablet, konsol, hingga gaming box (Smart TV). Hampir separuh pemain game di Indonesia juga terekam menghabiskan 8 - 14 jam per minggu untuk bermain mobile game dan 25,5 persen menghabiskan 15 - 21 jam per minggu untuk mobile game.


    tirto.id - News

    Reporter: Fina Nailur Rohmah
    Penulis: Fina Nailur Rohmah
    Editor: Farida Susanty

    Komentar
    Additional JS