KoltiTrace Perkuat Ketertelusuran Digital Sawit Nasional - Tek id
KoltiTrace Perkuat Ketertelusuran Digital Sawit Nasional
“Kami telah melihat bagaimana digitalisasi dan model kolaboratif dapat mengubah kepatuhan dari beban menjadi peluang. Namun dampak jangka panjang hanya bisa tercapai jika semua pemangku kepentingan bekerja bersama, memastikan tidak ada petani kecil yang tertinggal dalam transisi menuju rantai pasok berkelanjutan,”ujar Jusupta Tarigan, Senior Program Manager Koltiva.
Platform KoltiTrace memungkinkan pemetaan petani, pemantauan data kebun, dan verifikasi transaksi secara langsung di lapangan.
Sistem ini menciptakan rantai pasok transparan dan dapat diverifikasi oleh pembeli global, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi petani kecil yang selama ini terpinggirkan dari sistem sertifikasi formal.
Hingga kini, KoltiTrace telah terhubung dengan lebih dari 2.600 bisnis dan 178.000 petani di seluruh Indonesia, meningkatkan transparansi dan inklusi di setiap tahap produksi minyak sawit.
Melalui teknologi ini, setiap hasil panen dapat ditelusuri hingga ke kebun asalnya, memastikan kepatuhan hukum lahan, serta memberikan data yang kredibel kepada perusahaan dan regulator.
Lebih dari sekadar alat kepatuhan, KoltiTrace membuka peluang ekonomi baru bagi petani melalui akses pasar berkelanjutan dan insentif berbasis kinerja produktivitas.
“Ketertelusuran digital bukan hanya alat untuk memenuhi regulasi, tapi fondasi bagi ekonomi sawit yang lebih tangguh. Dengan memberdayakan petani melalui data, kita menciptakan nilai tambah, transparansi, dan kepercayaan di mata pasar global,” kata Ainu Rofiq, Co-Founder Koltiva.
Koltiva juga memperkuat dampak teknologinya melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis.
Melalui inisiatif Sustainable Landscape Platform Indonesia (SLPI) dan Multi-Stakeholder Forum (MSF) bersama UNDP, SECO, Swisscontact, dan pemerintah daerah, KoltiTrace menjadi tulang punggung sistem data terintegrasi lintas pemangku kepentingan.
Di Aceh Singkil, KoltiTrace mendukung pembangunan Dashboard MSF, sistem berbasis data yang memungkinkan pemerintah daerah memantau indikator keberlanjutan, mengoordinasikan aksi lapangan, dan menerbitkan laporan kemajuan secara transparan.
Proyek ini melibatkan 9 LSM dan 8 lembaga pemerintah, memperkuat kolaborasi lintas sektor sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap praktik produksi sawit berkelanjutan.
“Banyak perusahaan di Indonesia kini mengadopsi teknologi untuk memastikan visibilitas penuh dalam rantai pasoknya. KoltiTrace menjadi jembatan digital yang memudahkan kolaborasi antara petani, pabrik, hingga pembeli global,” tutur Ainu Rofiq.
Pemerintah Indonesia sendiri menegaskan integrasi teknologi dan sertifikasi menjadi prioritas nasional untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri sawit.
“Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing sektor sawit melalui implementasi regulasi ISPO. Kami mengapresiasi inisiatif multi-pihak yang memperkuat produksi berkelanjutan dan pendataan petani kecil,” ujar Moch. Edy Yusuf, Asisten Deputi BUMN Bidang Industri Manufaktur, Agro, Farmasi, dan Kesehatan Kemenko Perekonomian RI, dalam webinar Bincang & Tanggap SLPI bertema “Driving Sustainable Growth in Palm Oil Through Landscape Innovation and Downstream Opportunities”.