SpaceX raih kontrak dari NASA untuk De-orbit ISS pada 2030 - Tek id

Telkomsel - IndiHome, Dua Raksasa yang Bersatu - detikinet

 

Telkomsel - IndiHome, Dua Raksasa yang Bersatu

Ardhi Suryadhi - detikInet
Kamis, 02 Mar 2023 12:20 WIB


Hendri Mulya Syam, Direktur Utama Telkomsel (Foto: Ardhi Suryadhi/detikcom)
Barcelona -

Pengalihan bisnis IndiHome ke Telkomsel tinggal menunggu waktu. Aksi konsolidasi ini bisa menjadi game changer, terlebih keduanya merupakan raksasa di dunia masing-masing.

Diceritakan Hendri Mulya Syam, Direktur Utama Telkomsel, gong dari konsolidasi ini sejatinya dimulai dari bulan April 2021 ketika ada kesepakatan untuk pengkajian IndoHome untuk masuk di bawah naungan Telkomsel. Tujuannya adalah untuk bertransformasi menjadi layanan fixed mobile convergence (FMC).

"Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir-red) memutuskan Telkomsel konsentrasi di B2C, sedangkan Telkom B2B. Telkom kan juga sudah punya data center sendiri dan berbagai inovasi B2B lainnya," ujarnya saat berbincang dengan detikINET di sela Mobile World Congress (MWC) 2023 di Barcelona, Spanyol.

Namun tentu saja, proses konsolidasi tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Dimana sekarang prosesnya masih di tahap due diligence, karena banyak hal yang juga dibahas di awal, mulai dari urusan kepemilikan saham, teknis hingga terkait sumber daya manusia yang selama ini atau yang akan mengelola IndiHome nantinya.

"Selain due diligence, sejak pertengahan Januari kemarin ada sekitar 500 orang Telkomsel yang 'magang' dengan teman-teman Telkom dalam menggarap pasar IndiHome dan FMC," kata Hendri.

"Paling tidak kita dari sekarang sudah bekerja sama untuk meyakinkan kepada dewan pemegang saham saat transaksi itu terjadi. Mudah-mudahan dengan perjalanan 5 bulan ke depan, Telkomsel sudah terbiasa untuk menggarap bisnis ini. Termasuk ada perpindahan SDM Telkom ke Telkomsel juga," lanjutnya.

Hendri pun optimistis bahwa masuknya IndiHome ke dalam unit bisnis Telkomsel ini menjadi strategi terbaik untuk Telkom Group. Dimana ini juga akan berpengaruh ke nilai saham sebagai bentuk kepercayaan investor.

Terlebih kompetitor juga sudah melakukan konsolidasi bisnis fixed dan mobile seperti itu, jadi kalau Telkom Group tidak melakukannya dari sekarang bisa jadi akan ketinggalan.

"Telkomsel dan Telkom kan sama-sama jaya, raksasa di sektornya. Jadi kalau kita gabung malah nggak akan ada lawan," Hendri menegaskan.

Telkomsel sendiri saat ini memang menjadi penguasa di bisnis seluler dengan memiliki lebih dr 50% market share atau di angka lebih dari 150 juta pelanggan. Sementara IndiHome memiliki 80% market share dengan 9 juta pelanggan.

Pun demikian, dipastikan jika produk internet rumahan Telkomsel Orbit nantinya juga tidak bakal dimatikan. Dalam kalkulasi bisnis Telkomsel, Orbit masih bisa menjadi andalan di segmen tertentu untuk mengisi kebutuhan pelanggan.

"Pasti bakal ada rebranding IndiHome nantinya jika sudah masuk ke Telkomsel. Namun secara model bisnis seperti apa, nanti lah. Intinya kita ingin membawa Unbreakable WiFi, di dalam atau di luar rumah pakai Telkomsel," tegas Hendri.

Game Changer

Dalam kesempatan terpisah, Analis BRI Danareksa Niko Margaronis mengakui integrasi entitas bisnis akan bisa mendorong pendapatan baru bagi perusahaan yang melakukannya.

Diungkapkannya, di Indonesia ada 45 juta rumah tangga yang punya TV dan itu jadi peluang besar. Sementara pasar untuk operator telekomunikasi ada 20 juta rumah tangga, yang mana 10 juta di antaranya sudah berlangganan fixed broadband seperti LinkNet, First Media, Indihome, MyRepublic.

Menurutnya, dalam 15-20 tahun sepanjang operator halo-halo di Indonesia masuk ke layanan 2G, 3G, 4G (seluler), ternyata profitabilitasnya masih lemah, kecuali Telkom (Telkomsel). Artinya, operator perlu 'breaktrough' untuk meningkatkan layanan dan profitabilitasnya.

Lebih lanjut, kata Niko, salah satu strategi mengatasi persoalan tersebut dengan menggabungkan layanan seluler dan fixed broadband.

"Selama layanan 2G, 3G, 4G operator investasi terus tapi Average Revenue Per User (ARPU) gitu-gitu aja, untuk Telkom dan Telkomsel mungkin Rp 40.000-45.000 tapi yang lain effort-nya beda," imbuh Niko.

Dalam pandangannya, jika IndiHome akan di spin-off keluar dari Telkom, digabungkan dengan Telkomsel, akan menjadi aksi korporasi besar yang challenging tapi itu adalah masa depan.

"Sebab, apa lagi yang Telkom bisa lakukan? Mereka banyak service. Jika Telkomsel-Indihome bisa digabungkan, akan menuju digitalisasi service dan consumer oriented. Telkom akan jadi holding company lama-lama, integrasi ini akan jadi co-center untuk unlock value, dan mendorong lagi revenue. Karena kalau enggak dilakukan Telkom ya operator lain akan lakukan," pungkas Niko.



Simak Video "Penggabungan Telkomsel-IndiHome Bakal Diumumkan di Awal 2023"

(fyk/fay)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin