Kembali Berulah, Geng LockBit Klaim Curi Data TSMC dan Minta Tebusan US$ 70 Juta
Jakarta, Beritasatu.com - Geng hacker LockBit yang menjadi aktor di balik gangguan layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali berbuat ulah. TSMC, salah satu produsen chip terbesar di dunia dan pemasok utama Apple, baru-baru ini diserang oleh geng LockBit. Seperti aksi-aksi sebelumnya, geng Lockbit juga meminta uang tebusan sebesar US$ 70 juta. Jika tidak dipenuhi, penjahat siber itu mengancam akan mempublikasikan data yang telah mereka curi.
Dilansir dari Gizchina, Sabtu (1/7/2023), TSMC mengatakanbahwa salah satu pemasok perangkat kerasnya, Kinmax Technology, telah mengalami serangan peretasan dan data mereka telah dicuri. Namun, disebutkan bahwa insiden ini tidak berdampak pada operasi bisnis TSMC dan tidak membahayakan data pelanggan.
TSMC pada awalnya membantah bahwa mereka telah menjadi korban serangan ransomware oleh geng LockBit. Namun, pada Kamis (29/6/2023), geng tersebut mengklaim bahwa TSMC adalah korban mereka dan menuntut uang tebusan sebesar US$ 70 juta.
Tidak ada tanda-tanda bahwa TSMC atau Kinmax Technology berencana membayar para peretas. Perwakilan dari kedua perusahaan tidak merespons pertanyaan tentang tebusan. TSMC dengan cepat memberikan jaminan kepada investor dan publik bahwa serangan tersebut tidak berdampak pada operasi bisnisnya dan tidak membahayakan data pelanggan.
"Di TSMC, setiap komponen perangkat keras mengalami serangkaian pemeriksaan dan penyesuaian ekstensif, termasuk konfigurasi keamanan, sebelum dipasang ke sistem TSMC. Setelah ditinjau, insiden ini tidak memengaruhi operasi bisnis TSMC, juga tidak membahayakan informasi pelanggan TSMC mana pun," kata juru bicara TSMC.
Dilansir dari The Guardian, LockBit adalah nama yang diberikan untuk malware tertentu, dengan geng hacker di belakangnya juga membawa nama itu. Grup LockBit juga menjual malware ini ke operator lain untuk keuntungan finansial, dalam model yang dikenal sebagai ransomware as a service (Raas).
Operator LockBit tidak hanya mengenkripsi file, tetapi juga melakukan pemerasan ganda. Mereka mencuri data dan mengancam akan merilisnya secara online. LockBit biasanya menuntut pembayaran kepada korban dalam aset digital.
Sebagian besar grup hacker ransomware cenderung beroperasi dari Eropa Timur, bekas Republik Soviet, dan Rusia. Pada November 2022 lalu, Departemen Kehakiman AS mendakwa warga negara ganda Rusia dan Kanada, Mikhail Vasiliev, atas dugaan terlibat dalam kampanye ransomware LockBit. Departemen kehakiman AS mengatakan LockBit telah menyerang setidaknya 1.000 korban di AS dan di seluruh dunia, telah menghasilkan setidaknya US$ 100 juta dalam tuntutan tebusan.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
BERITA TERKAIT

Mengenal LockBit, Ransomware yang Serang Sistem BSI dan Jual Data Nasabah di Dark Web

Bareskrim Tunggu Laporan Terkait Sistem BSI yang Diretas Hacker Lockbit

Terpopuler, Perjalanan Biksu Thailand ke Borobudur dan Kebocoran Data BSI

LockBit Klaim Bocorkan Data, BSI Jamin Dana dan Data Nasabah Aman

LockBit Klaim Sebar Data Nasabah BSI di Dark Web

Pakar Keamanan Siber Puji Gerak Cepat BSI Hadapi Serangan LockBit
BERITA TERKINI

Lama Menjanda, Della Puspita Resmi Dipersunting Sosok Ini

Tiba di KPK, Brigjen Endar Priantoro Bawa Surat dari Kapolri

Tips Tingkatkan Skill Bagi Arsitek Muda di Tengah Perkembangan Teknologi

Sidang Putusan Kasus Korupsi PT Jasindo Ditunda, Bakal Digelar 12 Juli 2023

Bawa 1.840 Bahan Peledak, Pria 63 Tahun Asal Sumbawa Ditangkap Polisi

Nasabah Prioritas Bank BRI Kehilangan Rp 1,4 Miliar Akibat Phising, Sambangi Polda Jatim

KPK Sita Kos-Kosan Milik Rafael Alun Trisambodo

Perkuat Keamanan Siber, Peruri Gandeng BSSN Luncurkan CSIRT

Diserang Said Didu soal JIS, Arya Sinulingga: Hatimu Kotor

Tidak ada komentar:
Posting Komentar