Microsoft Indonesia Ingatkan Ancaman AI untuk Keamanan Siber
RADARTUBAN-Microsoft Indonesia memberikan warning artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) yang menjadi pertaruhan dalam keamanan siber
Perusahaan penyedia perangkat lunak itu menyatakan jika AI jika jatuh ke tangan yang salah, teknologi tersebut bisa digunakan untuk menjalankan serangan.
"AI adalah pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan negatif," kata National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana dalam diskusi bersama awak media di Jakarta, Rabu (18/10), sebagaimana dilansir dari Antara.
Panji menyebut penjahat siber semakin memanfaatkan AI untuk mengembangkan serangan yang lebih kompleks dan sulit dideteksi.
Menurut dia, di era komputasi awan cloud computing (komputasi awan) dan sumber daya mesin virtual semakin berkembang, perhatian terhadap keamanan siber sangat berarti.
Serangan siber yang memanfaatkan sumber daya itu dapat menyebabkan gangguan layanan. Terlebih, bagi para pelaku yang kurang siap dalam industri yang menghadapi masalah serius.
Untuk menghadapi perubahan tersebut, Microsoft Indonesia berinisiatif memanfaatkan AI dalam meningkatkan keamanan siber untuk mendeteksi serangan dan meresponsnya secara otomatis.
Teknisnya, penggunaan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam mendeteksi serangan, namun juga mempercepat respons terhadap ancaman tersebut. "Dengan kata lain, AI digunakan untuk melawan AI jahat," ujar ahli informasi teknologi itu.
Panji juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat keamanan siber. Kolaborasi yang dimaksud mencakup keterlibatan pemerintah, industry, dan berbagai pihak dalam kemitraan publik-privat.
Kolaborasi bisa menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan berbagi informasi tentang ancaman siber dan mengembangkan solusi bersama untuk melindungi infrastruktur digital.
Dia menambahkan, Microsoft juga mengembangkan teknologi AI yang mudah digunakan dan dapat diakses semua pihak untuk lebih efektif melindungi diri dari serangan siber. Dan tentu saja menerapkan praktik AI yang bertanggung jawab dalam konteks keamanan siber.
Microsoft juga berperan sebagai pelopor dalam mengembangkan panduan etika dan tanggung jawab untuk aplikasi AI.
Panduan tersebut membantu industri dan regulator dalam memastikan bahwa AI digunakan secara beretika dan bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan keamanan siber.
“Kami mengemas ini dalam bentuk sebuah panduan yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku industri maupun regulator,” kata Panji.(ds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar