Terungkap Alasan Jaringan 5G Belum Merata di Indonesia
Terungkap Alasan Jaringan 5G Belum Merata di Indonesia Termasuk Jakarta
JAKARTA, SELULAR.ID – Kenapa jaringan 5G belum merata di seluruh kota di Indonesia bahkan termasuk di Jakarta?
Saat ini, jaringan 5G asih belum terlalu masif penerapannya di Indonesia.
Director ICT Strategy & Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
Padahal kehadiran jaringan 5G sudah ada sejak tahun 2018 lalu.
Ia mengatakan, tantangan soal 5G ini berasal dari bisnis model yang harus lebih diperjelas.
TONTON JUGA:
Menurutnya, bisnis model ini kalau hanya untuk model bisnis to bisnis (B2B) antar-operator dan end user itu lama sekali.
Segala aspek yang ada di industri 5G harus duduk bersama, mendefinisikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan.
Baca juga: Digital Transformation Trends di Indonesia Tahun 2024 Harus Didukung 5G
“Sekarang saatnya enabler semua teknologi dengan aset yang punya, use case-nya muncul.” katanya dalam acara Selular Media Network (SMN) di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
“Akhirnya kita ngomong kelamaan, lebih baik kita buka-bukaan yuk bisnis modelnya apa, dari pemerintah, dari industri bagaimana yang diinginkan.”
“Katakan teknologi butuhnya apa, operator apa, lalu masuk ke financial model dan akan muncul dari sisi end user monitoringnya seperti apa,” sambungnya.
Menurutnya jika bicara soal transformasi digital tentu akan melekat pada pendekatan strategis utama yakni konektivitas fiber untuk konstruksi dan pembangunan yang lebih baik.
Terdapat kunci strategi utama untuk transformasi digital hingga penerapan jaringan 5G yang meluas di tahun 2024, yakni Full Fiber Giga City Plan, Full Fiber Policy, hingga Financial Incentives.
“Full Fiber Giga City Plan yakni penetapan semua konektivitas serat ke target area menjadi broadband Gigacity,” ujarnya.
Baca juga: Huawei Sebut Indonesia Wajib Ratakan Jaringan 5G Tahun Ini: Kami Siap Kolaborasi
Rosidi menambahkan untuk Full Fiber Policy, di antaranya right of way atau persetujuan terpadu, lalu infrastructure sharing, hingga infrastruktur fiber pre-deployment atau menyediakan pipa jalan untuk konstruksi fiber di gedung.
“Untuk financial incentives yakni alokasi anggaran untuk penerapan fiber hingga relaksasi pajak, misalnya insentif pajak kepada ISP, pemain fiber sebagai subsidi tidak langsung,” sambungnya.
Ikuti berita Selular.id di Google News
JAKARTA, SELULAR.ID – Kenapa jaringan 5G belum merata di seluruh kota di Indonesia bahkan termasuk di Jakarta?
Saat ini, jaringan 5G asih belum terlalu masif penerapannya di Indonesia.
Director ICT Strategy & Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
Padahal kehadiran jaringan 5G sudah ada sejak tahun 2018 lalu.
Ia mengatakan, tantangan soal 5G ini berasal dari bisnis model yang harus lebih diperjelas.
TONTON JUGA:
Menurutnya, bisnis model ini kalau hanya untuk model bisnis to bisnis (B2B) antar-operator dan end user itu lama sekali.
Segala aspek yang ada di industri 5G harus duduk bersama, mendefinisikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan.
Baca juga: Digital Transformation Trends di Indonesia Tahun 2024 Harus Didukung 5G
“Sekarang saatnya enabler semua teknologi dengan aset yang punya, use case-nya muncul.” katanya dalam acara Selular Media Network (SMN) di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
“Akhirnya kita ngomong kelamaan, lebih baik kita buka-bukaan yuk bisnis modelnya apa, dari pemerintah, dari industri bagaimana yang diinginkan.”
“Katakan teknologi butuhnya apa, operator apa, lalu masuk ke financial model dan akan muncul dari sisi end user monitoringnya seperti apa,” sambungnya.
Menurutnya jika bicara soal transformasi digital tentu akan melekat pada pendekatan strategis utama yakni konektivitas fiber untuk konstruksi dan pembangunan yang lebih baik.
Terdapat kunci strategi utama untuk transformasi digital hingga penerapan jaringan 5G yang meluas di tahun 2024, yakni Full Fiber Giga City Plan, Full Fiber Policy, hingga Financial Incentives.
“Full Fiber Giga City Plan yakni penetapan semua konektivitas serat ke target area menjadi broadband Gigacity,” ujarnya.
Baca juga: Huawei Sebut Indonesia Wajib Ratakan Jaringan 5G Tahun Ini: Kami Siap Kolaborasi
Rosidi menambahkan untuk Full Fiber Policy, di antaranya right of way atau persetujuan terpadu, lalu infrastructure sharing, hingga infrastruktur fiber pre-deployment atau menyediakan pipa jalan untuk konstruksi fiber di gedung.
“Untuk financial incentives yakni alokasi anggaran untuk penerapan fiber hingga relaksasi pajak, misalnya insentif pajak kepada ISP, pemain fiber sebagai subsidi tidak langsung,” sambungnya.
Ikuti berita Selular.id di Google News
Komentar
Posting Komentar