Rusia Kembangkan Kalinka, Sistem 'Pembunuh' Starlink yang Bisa Diintegrasikan ke Berbagai Platform - Zona Jakarta
Internet
Rusia Kembangkan Kalinka, Sistem 'Pembunuh' Starlink yang Bisa Diintegrasikan ke Berbagai Platform - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Starlink merupakan konstelasi satelit milik SpaceX dengan misi memberi akses internet kepada seluruh dunia.
Mengutip situs resminya, Starlink diklaim punya beberapa keunggulan.
"Starlink didesain untuk mengantarkan internet dengan super cepat, bahkan ke tempat dengan akses yang kurang, terlalu mahal, atau bahkan tidak tersedia," demikian pernyataan perusahaan.
Melansir artikel eurasiantimes.com berjudul "Starlink Killer" Tech! Russia Claims Developing Kalinka System That Can Locate, Detect & Disrupt Its Signals yang tayang pada Sabtu (14/12/2024), SpaceX diketahui menyediakan terminal Starlink ke Ukraina setelah invasi besar-besaran Rusia.
Baca Juga: Jay Idzes Bobol Gawang Juventus, Venezia Masih di Dasar Klasemen Liga Italia
Starlink menjadi penting bagi pasukan Ukraina, khususnya dalam mengarahkan drone udara dan laut untuk menyerang target utama Rusia.
Keunggulan Starlink ternyata tidak luput dari perhatian Rusia. Negara di Bawah pimpinan Vladimir Putin tersebut telah berupaya mencari tindakan untuk mengurangi efektivitas komunikasi Starlink.
Menurut kantor berita negara TASS, Pusat Sistem dan Teknologi Tanpa Awak Rusia (CBST) telah mengembangkan sebuah sistem bernama Kalinka yang dirancang khusus untuk mendeteksi dan melacak sinyal dari terminal Starlink.
Sistem ini saat ini sedang menjalani uji coba di medan perang dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapal tak berawak serta drone yang disebut "Baba Yaga", di antara hal-hal lainnya.
Andrei Bezrukov, ketua dewan Pusat Sistem dan Teknologi Tanpa Awak, menjelaskan bahwa sebelum Kalinka diperkenalkan, kapal tak berawak hanya dilacak secara visual.
Kini, melalui kerja sama dengan Organisasi Nirlaba Otonom "Pusat Sistem dan Teknologi Tanpa Awak" (ANO "CBST"), sistem ini dapat mendeteksi drone dan kapal yang terhubung dengan Starlink, memungkinkan pasukan Rusia untuk menargetkan mereka hingga jarak 15 kilometer.
Kalinka dikabarkan mampu mendeteksi node komunikasi Starlink, baik yang bergerak maupun yang diam. Sistem ini juga sedang diintegrasikan ke berbagai platform, seperti jet ski, kapal, dan helikopter.
Pengembangan sistem ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh CBST, sebuah inisiatif yang didukung oleh partai Rusia Bersatu (United Russia), yang melibatkan lebih dari 200 perusahaan yang berfokus pada teknologi pertahanan dan keamanan nasional.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Bezrukov memperkenalkan versi terbaru dari jet ski yang dilengkapi dengan turret dan senapan mesin kaliber besar. Jet ski ini dirancang untuk meningkatkan efektivitas sistem Kalinka dalam menargetkan kapal tak berawak.
Sejak invasi Rusia pada tahun 2022, Starlink telah memberikan keunggulan penting bagi militer Ukraina yang lebih kecil, memungkinkan unit-unit mereka berbagi rekaman drone secara real-time dan menjaga komunikasi bahkan di wilayah yang jaringannya terganggu.
Pada tahun 2023, Ukraina memperluas penggunaan Starlink di luar tujuan awalnya dengan memanfaatkan sistem ini untuk navigasi drone. Langkah ini menjadi penyimpangan dari fungsi utamanya sebagai jaringan komunikasi dan memunculkan pertanyaan tentang peran Starlink dalam peperangan.
Hal tersebut membuat Elon Musk sempat menonaktifkan layanan Starlink dengan alasan kekhawatiran atas penggunaannya dalam operasi militer langsung. Namun, pemerintah AS akhirnya mengontrak SpaceX untuk terus menyediakan layanan ini di Ukraina, menegaskan peran tak tergantikan Starlink dalam konflik tersebut.
(*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Komentar
Posting Komentar