Akun Penyebar Video Deepfake Prabowo Diikuti Ribuan Orang Sebelum Diblokir Halaman all - Kompas
/data/photo/2025/02/07/67a5e38fcdcc9.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka JS (25) memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan video deepfake dengan suara dan wajah Presiden Prabowo Subianto untuk menarik korban.
Sebelum ditutup dan diblokir oleh Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi), akun media sosial bernama Indo Berbagi 2025 yang dikelola oleh JS ini sudah diikuti oleh ribuan netizen.
“Dan, setelah mendapatkan video (deepfake) tersebut, tersangka mengunggahnya ke akun Instagram Indo Berbagi 2025 yang dikelola oleh tersangka dengan jumlah followers kurang lebih 9.399,” ujar Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Dirtipidsiber Bareskrim) Brigjen Himawan Bayu Aji, saat konferensi pers di Lobi Utama Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2025).
Berdasarkan cuplikan akun media sosial yang dilampirkan sebagai barang bukti ini, JS menuliskan “Indonesia Emas 2024” dalam bagian profil.
Kata Mayor Teddy soal Prabowo Pindah ke IKN pada 2028
Baca juga: Warga Lampung Ditangkap akibat Sebar Video Deepfake Prabowo untuk Penipuan
Terlihat ada 16 postingan di akun ini, kebanyakan postingan berupa video deepfake untuk menipu korban.
JS disebutkan mendapatkan video deepfake yang digunakannya melalui sebuah akun media sosial milik orang lain.
Video ini dia dapat setelah memasukkan kata kunci ‘Prabowo Giveaway’.
“Tersangka JS memperoleh video dengan cara mengunduh postingan video deepfake yang terdapat di akun Instagram milik orang lain dengan proses pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci yaitu Prabowo giveaway,” lanjut Himawan.
JS menggunakan video deepfake ini untuk menipu korban.
Seakan-akan, Presiden Prabowo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani hendak memberikan bantuan kepada masyarakat.
Baca juga: Istana: Gaji Ke-13 dan THR Itu Hak PNS, Akan Dibayar
Padahal, program bantuan ini tidak pernah ada. Dalam video deepfake yang tersebar, tercantum nomor pribadi JS.
Korban yang terpikat dengan tawaran bantuan itu pun menghubungi nomor JS yang ada di video.
Setelah terhubung dengan JS, para korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi pendaftaran bantuan yang dijanjikan.
Sejak bulan Desember 2024 hingga kini, JS sudah menipu kurang lebih 100 korban dari 20 provinsi di Indonesia.
Mayoritas korban teridentifikasi berasal dari provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Papua.
Angka keuntungan yang didapat JS mencapai Rp 65 juta.
Saat ini, penyidik masih mendalami apakah JS terlibat dalam satu sindikat yang sama dengan satu tersangka lain yang telah ditangkap pada Januari 2025 lalu, yaitu AMA.
Sebab, modus operandi yang dilakukan JS dan AMA serupa.
Video deepfake yang mereka pakai untuk menipu juga hampir sama.
Baca juga: Pemerintah Diminta Tak Reaktif Bikin Regulasi Baru Setelah Kasus Video Deepfake Prabowo
JS ditangkap pada 4 Februari 2025 di rumahnya yang berada di Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.
Atas tindakannya, JS dijerat dengan pasal berlapis, yaitu Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau penipuan Pasal 51 Ayat 1 Juncto Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp 12 miliar rupiah.
Lalu juga, Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp 500 juta rupiah.
Polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti berupa empat unit HP dengan SIM CARD-nya, dan satu buah KTP serta kartu ATM milik JS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Gibran Tak Bersuara soal Sinyal Reshuffle Prabowo
Komentar
Posting Komentar