Lobby-lobby Tim Cook dan Jensen Huang Hadapi Tarif Impor Mencekik Donald Trump - Selular ID - Opsitek

Informasi Teknologi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Lobby-lobby Tim Cook dan Jensen Huang Hadapi Tarif Impor Mencekik Donald Trump - Selular ID

Share This
Responsive Ads Here

 

Lobby-lobby Tim Cook dan Jensen Huang Hadapi Tarif Impor Mencekik Donald Trump - Selular

Jensen-Cook

Selular.ID – Tarif impor gila-gilaan yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, tak hanya membuat banyak negara kelimpungan.

Banyak perusahaan teknologi yang juga harus mengatur siasat, terutama mereka yang bergantung pada pasar dan basis manufaktur di China yang terkena aturan tarif ratusan persen.

Hal ini memaksa para CEO perusahaan teknologi untuk melakukan banyak loby-loby kepada pihak-pihak terkait, agar perusahaan tidak terjerembab pada jurang krisis.

CEO Apple Tim Cook misalnya, telah berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick tentang potensi dampak tarif impor Presiden Donald Trump terhadap harga iPhone.

Selain dengan Howard Lutnick, menurut The Washington Post, Cook juga berbicara dengan anggota senior tambahan dari pemerintahan Trump tentang tarif tersebut sambil menghindari kritik publik terhadap presiden dan kebijakannya.

Sejak masa jabatan pertamanya, surat kabar tersebut menyatakan Presiden Trump menghargai upaya Cook untuk bertemu dengannya secara pribadi dan bahwa pertemuan tersebut membantu membuka jalan bagi penarikan tarif berdasarkan permintaan Cook.

Spekulasi merebak tentang kemungkinan dampak tarif terhadap biaya iPhone baru yang bisa melambung karena sebagian besar dibuat atau dirakit di China.

Meski pabrik yang dijalankan mitra-mitra Apple telah tersebar di Inida dan Vietnam, namun hingga kini 80% produksi iPhone dan perangkat lainnya, masih terpusat di China.

Selama akhir pekan lalu, pemerintahan Trump setuju untuk membebaskan telepon pintar, komputer, dan berbagai produk lainnya dari tarif timbal balik, yang memberikan keringanan sementara bagi pemasok global.

Baca Juga: Boncos di China dan Indonesia, Pasar India Jadi Pelipur Lara Bagi Bos Apple Tim Cook

Namun seorang pejabat Trump mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pemerintahan tersebut tidak memberikan “pengecualian apa pun” untuk menguntungkan Apple atau perusahaan lain mana pun.

Pejabat tersebut juga menyatakan agenda pemerintahan akan dibangun berdasarkan komitmen yang ada oleh Apple, Nvidia, dan raksasa pengecoran TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing) untuk memproduksi lebih banyak produk di AS.

Seperti halnya Tim Cook, CEO Nvidia Jensen Huang juga harus menyusun agenda yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Sejak kebijakan impor tariff diberlakukan pada awal 2 April lalu, CEO kelahiran Taiwan itu, ‘terpaksa’ melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak perang tarif terhadap perusahaan yang dipiminnya.

Diketahui, Huang telah melakukan perjalanan penting ke Beijing minggu ini menyusul langkah tiba-tiba pemerintah AS untuk memblokir ekspor chip AI H20 milik perusahaan tersebut ke China.

Seperti dilaporkan The New York Times (NYT), H20 — adalah chip yang dirancang khusus oleh Nvidia untuk mematuhi pembatasan ekspor sebelumnya — dan telah menjadi inti dari strategi perusahaan di pasar China.

Namun pembalikan kebijakan tersebut memicu proyeksi penurunan pendapatan sebesar $5,5 miliar, dan berimbas pada penurunan harga saham Nvidia hampir 7% pada Rabu (16/4).

Saat berada di Beijing, Huang bertemu dengan sejumlah pejabat perdagangan dari Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional.

Menurut media pemerintah China, Huang menekankan komitmen Nvidia terhadap pasar, dengan mengatakan perusahaan akan “berusaha keras” untuk membangun produk yang patuh dan “melayani pasar China dengan teguh.”

Namun, di sisi lain Nvidia menghadapi pengawasan yang semakin ketat oleh Washington.

Komite Khusus DPR yang berfokus pada manuver Partai Komunis China, telah meluncurkan penyelidikan terhadap penjualan chip Nvidia di seluruh Asia, dengan fokus pada apakah perusahaan tersebut melanggar aturan ekspor — khususnya terkait dengan perusahaan rintisan AI China DeepSeek, yang dilaporkan menimbun puluhan ribu chip canggih.

Seperti yang dikatakan Wedbush Securities dalam sebuah catatan pada Kamis (17/4), Nvidia dan teknologi AS kini “terjebak dalam badai Kategori 5”.

Wedbush menyebut larangan chip sebagai “tembakan pertama” dalam apa yang dapat menjadi perang dagang yang panjang dan menyakitkan antara AS dan China.

Analis memperkirakan perusahaan teknologi tidak akan banyak memberikan arahan pada kuartal ini, dan Wedbush memperkirakan prakiraan pendapatan sepanjang 2025 akan dipotong sebesar 7–10%.

Meskipun kerusakan finansial jangka pendek mungkin cukup besar, risiko strategisnya bahkan lebih besar. Pasalnya, China mendatangkan pendapatan sekitar $17 miliar untuk Nvidia tahun lalu — lebih dari 19% dari total pendapatannya.

Alhasil, jika akses ke pasar China menguap, pilar pertumbuhan utama Nvidia pun ikut menguap.

Masalahnya, dengan meningkatnya tekanan dari Washington dan pengawasan ketat dari Beijing, upaya Jensen Huang untuk menyeimbangkan antara kepatuhan terhadap peraturan dan ekspansi global menjadi jauh lebih sulit.

Sejatinya tak hanya Nvidia yang kini terjebak dalam pusaran perang dagang China – AS. Banyak perusahaan-perusahaan teknologi AS juga dalam tekanan.

Para analis memperkirakan pasar chip AI di China bernilai besar, mencapai $7 miliar. Itu sebabnya, pembatasan ekspor dan penerapan tarif tinggi oleh Donald Trump, telah memukul kinerja para produsen chips AS, seperti Intel, Qualcomm, Broadcomm, AMD, dan Nvidia, yang selama ini mengandalkan penjualan ke perusahaan-perusahaan China.

Baca Juga: Dampak Tarif Impor Trump, Perusahaan Teknologi Mulai Tarik Produk dari AS 

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages