Kesehatan
Berusia 20 Tahun hingga 30 Tahun, Pemilik Hobi E-sports Rentan Terkena Hipertensi, Gejalanya Leher Kaku - Jawa Pos
JawaPos.com - Tren usia pasien pengidap hipertensi atau darah tinggi semakin muda. Masyarakat di kisaran usia akhir 20-an hingga 30 tahun semakin banyak lantaran beragam faktor. Mulai dari gaya hidup kurang sehat, hingga tingkat stres kian tinggi.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki) Surabaya dr Jordan Bakhriansyah SpJP FIHA menyampaikan, pasien hipertensi memang masih didominasi laki-laki berusia 40 hingga 60 tahun. Namun, semakin hari tak sedikit pasiennya yang lebih muda, kisaran 30 tahunan.
“Lifestyle sekarang berubah, minim aktivitas seperti olahraga kini menjadi e-sports. Itu juga berpengaruh,” kata dia Selasa (6/5).
Selain itu, juga ada faktor utama lain penyebab hipertensi. Mulai dari gaya hidup hingga pola makan yang kurang sehat. Kebanyakan pasien pun datang berobat ketika sudah mulai merasakan keluhan, lantaran mereka seringkali tidak menyadari terkena hipertensi.
“Yang murni datang karena hipertensi sangat jarang, biasanya apabila sudah ada keluhan seperti leher kaku. Hipertensi sering disebut silent killer,” tuturnya.
Jordan mengungkapkan, pasien yang dia tangani yakni hipertensi dengan penyulit. Rata-rata perhari 70 persen dari 30 pasien BPJS mengidap penyakit hipertensi tingkat 2. Pasien pun perlu meningkatkan kesadaran bahwa hipertensi perlu diobati agar dapat terkendali.
“Biasanya itu kalau sudah bilang harus minum obat seumur hidup, mereka menolak. Alasannya khawatir akan kondisi ginjal, padahal obat-obatan itu juga bakal menyelamatkan,” terangnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung RS Universitas Airlangga dr Dian Kartika Sp JP menyatakan, usia pasien pengidap hipertensi dominan di atas 40 tahun. Namun tren saat ini menunjukkan bahwa semakin banyak pasien hipertensi berusia muda, bahkan di usia 30 tahunan.
“Hampir 50 persen pasien tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena seringkali tidak bergejala,” ujarnya.
Hipertensi primer bisa disebabkan faktor genetik atau keturunan, dan faktor usia. Juga bisa dikarenakan gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok. Sedangkan, penyebab hipertensi sekunder dapat dikarenakan penyakit dasar lain.
“Misal penyakit ginjal, kelainan sistem endokrin atau hormon, serta karena penggunaan obat-obatan,” sebut dia.

Dirinya menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Terutama yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki risiko kardiovaskular tinggi. Sekaligus menerapkan pola hidup sehat seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayur hingga istirahat cukup.
“Apabila sudah terdiagnosis hipertensi maka hendaknya kontrol dan berobat teratur,” ucap Dian. (dho)

JawaPos.com - Tren usia pasien pengidap hipertensi atau darah tinggi semakin muda. Masyarakat di kisaran usia akhir 20-an hingga 30 tahun semakin banyak lantaran beragam faktor. Mulai dari gaya hidup kurang sehat, hingga tingkat stres kian tinggi.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki) Surabaya dr Jordan Bakhriansyah SpJP FIHA menyampaikan, pasien hipertensi memang masih didominasi laki-laki berusia 40 hingga 60 tahun. Namun, semakin hari tak sedikit pasiennya yang lebih muda, kisaran 30 tahunan.
“Lifestyle sekarang berubah, minim aktivitas seperti olahraga kini menjadi e-sports. Itu juga berpengaruh,” kata dia Selasa (6/5).
Selain itu, juga ada faktor utama lain penyebab hipertensi. Mulai dari gaya hidup hingga pola makan yang kurang sehat. Kebanyakan pasien pun datang berobat ketika sudah mulai merasakan keluhan, lantaran mereka seringkali tidak menyadari terkena hipertensi.
“Yang murni datang karena hipertensi sangat jarang, biasanya apabila sudah ada keluhan seperti leher kaku. Hipertensi sering disebut silent killer,” tuturnya.
Jordan mengungkapkan, pasien yang dia tangani yakni hipertensi dengan penyulit. Rata-rata perhari 70 persen dari 30 pasien BPJS mengidap penyakit hipertensi tingkat 2. Pasien pun perlu meningkatkan kesadaran bahwa hipertensi perlu diobati agar dapat terkendali.
“Biasanya itu kalau sudah bilang harus minum obat seumur hidup, mereka menolak. Alasannya khawatir akan kondisi ginjal, padahal obat-obatan itu juga bakal menyelamatkan,” terangnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung RS Universitas Airlangga dr Dian Kartika Sp JP menyatakan, usia pasien pengidap hipertensi dominan di atas 40 tahun. Namun tren saat ini menunjukkan bahwa semakin banyak pasien hipertensi berusia muda, bahkan di usia 30 tahunan.
“Hampir 50 persen pasien tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena seringkali tidak bergejala,” ujarnya.
Hipertensi primer bisa disebabkan faktor genetik atau keturunan, dan faktor usia. Juga bisa dikarenakan gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok. Sedangkan, penyebab hipertensi sekunder dapat dikarenakan penyakit dasar lain.
“Misal penyakit ginjal, kelainan sistem endokrin atau hormon, serta karena penggunaan obat-obatan,” sebut dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar