Media Sosial, Internet,
Threads bongkar algoritma, pengguna tahu postingan turun

Threads—aplikasi microblogging besutan Instagram—meluncurkan fitur terbaru.
Platform media sosial terus berinovasi untuk meningkatkan transparansi. Kali ini, Threads—aplikasi microblogging besutan Instagram—meluncurkan fitur terbaru yang menginformasikan kepada pengguna ketika postingan mereka diturunkan peringkatnya (demoted) oleh algoritma, sebagaimana dilansir dari Engadget.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menjawab tuntutan transparansi dari komunitas pengguna, sekaligus mengurangi kebingungan tentang mengapa konten tertentu kurang mendapatkan visibilitas.
Fitur ini bekerja dengan mengirimkan notifikasi otomatis ke akun pengguna jika postingan mereka dianggap tidak memenuhi kriteria prioritas algoritma Threads. Beberapa alasan penurunan meliputi:
1. Pelanggaran Kebijakan Konten: Misalnya, postingan mengandung ujaran kebencian atau misinformasi.
2. Kurang Relevansi: Algoritma menilai konten tidak sesuai dengan minat audiens pengguna.
3. Spam atau Aktivitas Mencurigakan: Seperti penggunaan hashtag berlebihan atau pola posting yang dianggap bot-like.
Dengan notifikasi ini, pengguna bisa memahami penyebab penurunan visibilitas dan melakukan penyesuaian konten. Threads juga menyertakan opsi untuk mengajukan banding jika merasa ada kesalahan sistem.
Bagi pengguna, fitur ini memberikan kejelasan sehingga mereka tidak lagi "berteriak dalam gelap" saat konten tidak mendapat respons. Mereka bisa memperbaiki strategi konten atau menghindari pelanggaran tanpa sengaja. Sementara bagi Threads, transparansi ini berpotensi meningkatkan kepercayaan pengguna dan mengurangi keluhan tentang bias algoritma.
Seperti dikatakan juru bicara Meta, "Kami ingin pengguna merasa memiliki kendali atas pengalaman mereka di Threads. Transparansi adalah langkah awal untuk membangun hubungan yang lebih sehat antara platform dan komunitas."
Meski dianggap progresif, fitur ini berisiko membanjiri pengguna dengan notifikasi teknis yang rumit. Apalagi, algoritma media sosial sering kali kompleks dan tidak mudah dijelaskan dengan bahasa sederhana. Selain itu, kesalahan deteksi—seperti konten sah yang salah diklasifikasikan sebagai spam—bisa memicu frustrasi.
Di sisi lain, pengguna yang memahami mekanisme algoritma mungkin mencoba "memanipulasi" sistem dengan menyesuaikan konten secara berlebihan, sehingga mengurangi autentisitas interaksi.
Sebagian pengguna menyambut positif fitur ini. "Ini langkah besar untuk transparansi. Saya akhirnya tahu kenapa thread saya tentang lingkungan kurang dilihat," komentar seorang pengguna di Twitter/X. Namun, ada pula yang skeptis: "Akankah Meta benar-benar jujur tentang cara kerja algoritmanya, atau ini hanya pencitraan?"
Kebijakan Threads ini sejalan dengan tren global di mana platform seperti TikTok dan Twitter/X juga mulai membuka sebagian mekanisme content moderation. Kedepan, transparansi algoritma bisa menjadi standar baru untuk mendorong tanggung jawab digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar