Model Bisnis Bos NVIDIA Jensen Huang Ternyata Sama Seperti Orang Kaya Indonesia, Ini Jelas-Jelas 'Melanggar' Tradisi - merdeka
Model Bisnis Bos NVIDIA Jensen Huang Ternyata Sama Seperti Orang Kaya Indonesia, Ini Jelas-Jelas 'Melanggar' Tradisi - merdeka
Bagi kebanyakan perusahaan asal Silicon Valey, Amerika Serikat (AS), cara Jensen Huang mengelola NVIDIA itu hal yang tabu.
Bila diperhatikan, model usaha CEO NVIDIA, mirip dengan kerajaan bisnis yang dibangun oleh orang-orang kaya Indonesia.
Mereka kerap menjadikan usahanya warisan bagi anak-anaknya. Pola ini persis dengan perusahaan chip besutan Jensen Huang itu.
Bagi kebanyakan perusahaan asal Silicon Valey, Amerika Serikat (AS), itu hal yang tabu. Di luar tradisi.
Bahkan, Bill Gates pendiri Microsoft dan Steve Jobs Apple pun melarang anak-anaknya bekerja di perusahannya. Malahan, anak-anak mereka ada yang enggan melanjutkan bisnis orang tuanya.
Tapi tidak dengan NVIDIA. Dua anak dari Jensen Huang; Madison Huang dan Spencer Huang, mulai masuk ke jajaran eksekutif.
Dengan demikian, menurut laporan The Information dikutip dari Times of India, Rabu (21/8), langkah ini mematahkan adat istiadat panjang Silicon Valley, di mana biasanya anak pendiri perusahaan teknologi justru menjauh dari bisnis keluarga.
Karier Berliku Sebelum 'Mengabdi' ke NVIDIA

Madison Huang saat ini memimpin operasi perangkat lunak simulasi 3D di divisi Omniverse. Sementara itu, adiknya, Spencer Huang, dipercaya mengawasi pengembangan model AI dan sistem persepsi robotika.
Menariknya, keduanya tidak terjun ke bisnis inti semikonduktor NVIDIA, melainkan fokus pada divisi strategis yang dianggap penting untuk pertumbuhan perusahaan di luar manufaktur chip.
Perjalanan mereka tak langsung mulus. Madison sempat belajar seni kuliner di Le Cordon Bleu, Paris, lalu bekerja empat tahun di LVMH, raksasa konglomerasi barang mewah.
Spencer pun jauh dari dunia chip, ia justru mendirikan Cocktail Lab di Taipei, sebuah bar eksperimental yang terkenal dengan riset minumannya.
Keduanya baru serius menekuni teknologi setelah mengikuti kursus kecerdasan buatan di MIT pada 2019.
Madison masuk ke Nvidia sebagai intern pemasaran pada 2020, kemudian melesat menjadi direktur senior dengan gaji lebih dari USD1 juta atau setara Rp16 miliar pada 2023. Spencer menutup bisnis barnya di 2021, lalu bergabung dengan divisi robotika NVIDIA setahun kemudian.
Berbeda Gaya Kepemimpinan

Para karyawan mereka menggambarkan perbedaan gaya memimpin dua anak Jensen Huang. Madison dikenal tegas dan perfeksionis, mampu membalas email hanya dalam hitungan menit.
Sedangkan Spencer lebih kolaboratif, bahkan meniru gaya sang ayah dengan sistem laporan “lima prioritas utama” mingguan. Ini tradisi lama yang dijalankan Jensen Huang.
Di ajang Computex Taipei tahun ini, sosok Madison bahkan disebut sebagai “bintang rock” saat berkeliling ruang pameran dengan setelan biru khasnya.
Popularitasnya semakin menegaskan perannya sebagai figur muda yang diperhitungkan di dalam perusahaan.
Generasi Pewaris Bukan Perintis

Model bisnis keluarga NVIDIA berbeda dengan suksesi tradisional. Anak-anak Huang tidak langsung mewarisi posisi ayahnya, melainkan ditempatkan secara strategis di unit-unit yang sedang berkembang.
Bahkan, anak pendiri lain seperti Chris Malachowsky dan direktur Aarti Shah juga menempatkan generasi berikutnya di perusahaan, menciptakan ekosistem multi-generasi di NVIDIA.
Dalam rapat internal awal tahun, Jensen Huang secara terbuka membahas isu nepotisme. Ia menegaskan, banyak anak karyawan yang bekerja di Nvidia, bukan hanya anaknya.
“Orang tua tidak akan merekomendasikan anak mereka kalau itu berisiko mempermalukan nama keluarga,” ujar Jensen, seperti dikutip The Information.
Dengan langkah ini, NVIDIA bukan hanya pionir di dunia AI, tapi juga perusahaan teknologi besar pertama di Silicon Valley yang berjalan dengan “DNA keluarga.”
FAQ: Seputar Bisnis Keluarga NVIDIA
1. Siapa anak Jensen Huang yang kini menjadi eksekutif di NVIDIA?
Anak CEO Nvidia Jensen Huang adalah Madison Huang dan Spencer Huang. Madison memimpin divisi perangkat lunak simulasi 3D di Omniverse, sementara Spencer fokus pada pengembangan model AI dan sistem persepsi robotika.
2. Apakah ini pertama kalinya anak pendiri perusahaan teknologi besar di Silicon Valley menduduki posisi eksekutif?
Ya. Menurut laporan The Information dan Times of India (21/8), NVIDIA menjadi perusahaan teknologi besar pertama di Silicon Valley yang dijalankan dengan model bisnis keluarga, di mana anak pendiri aktif memimpin divisi strategis.
3. Apakah Madison dan Spencer Huang langsung mendapat posisi tinggi di NVIDIA?
Tidak. Keduanya memulai karier di NVIDIA sebagai magang. Madison awalnya di bidang pemasaran pada 2020, lalu cepat naik hingga menjabat direktur senior. Spencer bergabung lebih belakangan setelah menutup bisnis bar-nya di Taipei pada 2021, kemudian masuk ke divisi robotika Nvidia.
4. Apa tanggapan publik soal masuknya anak Jensen Huang ke NVIDIA?
Publik menilai langkah ini sebagai bentuk bisnis keluarga ala Silicon Valley. Meski sempat muncul kritik soal nepotisme, Jensen Huang menegaskan bahwa perekrutan anak karyawan dilakukan karena kompetensi, bukan semata hubungan keluarga.
5. Apa dampak masuknya generasi kedua keluarga Huang bagi masa depan NVIDIA?
Madison dan Spencer tidak terlibat di manufaktur chip inti, melainkan di divisi strategis seperti Omniverse dan robotika AI. Kehadiran mereka dipandang sebagai strategi jangka panjang NVIDIA untuk memperluas bisnis di luar chip grafis, sehingga memperkuat posisi perusahaan di era AI.
Perintah Prabowo, Hercules TNI AU Sukses Terjukan Bantuan ke Langit Gaza Palestina - merdeka

- Fauzan Jamaludin
Jensen Huang tercatat sebagai orang terkaya ke-11 di dunia, dengan total kekayaan bersihnya meningkat lebih dari USD4 miliar.
Namun siapa sangka, pria yang memiliki harta mencapai Rp1.878 triliun tersebut pernah menjadi seorang pembersih toilet.
Founder dan CEO Nvidia Jensen Huang tampak menikmati kuliner kaki lima Jakarta, gulai tikungan (gultik), di kawasan Blok M.
Kini Nvidia mencapai kesuksesan besar dan berhasil menjadi perusahaan yang paling berharga di dunia. Harga sahamnya meningkat pesat selama setahun terakhir.
Kesuksesan Nvidia di pasar chip dan AI telah mengangkat kekayaan Jensen Huang hingga membawanya masuk dalam daftar 10 orang terkaya di dunia.
Mengingat kekayaannya kini mencapai Rp1.700 triliun, ternyata Jensen bukanlah orang yang berasal dari keluarga kaya
Banyak yang tidak tahu bahwa Jenseng Huang Bos Nvidia tak pernah memakai jam tangan.
Kerugian CEO NVIDIA, Jensen Huang terjadi akibat aksi jual besar-besaran di pasar saham, yang dipicu oleh perusahaan teknologi asal China, DeepSeek.
Huang sempat merasa minder saat menjadi mahasiswa karena penampilannya yang terlihat seperti anak kecil.
Chip ini merupakan generasi terbaru dari keluarga semikonduktor Blackwell GB300.
Langkah ini disambut baik oleh investor serta perusahaan teknologi besar seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia.
Pernyataannya ini menimbulkan kontroversi bagi pendidik dan profesional teknologi.
CEO NVIDIA Jensen Huang menyebut dia selalu mengecek gaji karyawannya. Apa tujuannya?