Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Ingin Cepat Kaya? Kerja, Jangan Judi - Kumpulan Informasi Teknologi Hari ini, Setiap Hari Pukul 16.00 WIB
    Home AI Featured Kecerdasan Buatan Spesial WhatsApp

    WhatsApp dan Pemerintah Luncurkan Kampanye Anti Penipuan Pesan - Selular.id

    7 min read

     

    WhatsApp dan Pemerintah Luncurkan Kampanye Anti Penipuan Pesan

    Penulis :

    Selular.id – WhatsApp bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kementerian Perdagangan RI, serta Direktorat Tindak Pidana Siber Polri meluncurkan kampanye kesadaran publik untuk membantu pengguna mengenali lima jenis penipuan pesan paling umum yang banyak beredar.

    Kampanye ini dihadirkan melalui halaman Facebook Indonesia sebagai respons terhadap maraknya kasus penipuan melalui platform pesan instan yang kerap menimbulkan kerugian finansial dan pencurian data pribadi.

    Inisiatif kolaboratif ini mengajak pengguna untuk selalu berhenti sejenak dan bertanya “Apakah ini resmi?” sebelum mengambil tindakan apapun.

    Pendekatan preventif ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai modus penipuan yang semakin canggih dan terorganisir.

    Langkah ini menjadi penting mengingat WhatsApp menjadi kanal terfavorit penjahat untuk melakukan penipuan di Indonesia.

    Maraknya kasus penipuan melalui WhatsApp telah memicu kekhawatiran berbagai pihak.

    Platform pesan instan yang memiliki penetrasi tinggi di Indonesia ini kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan siber untuk menjangkau korban secara masif.

    Kampanye bersama ini menjadi upaya konkret untuk memutus mata rantai penipuan yang telah merugikan banyak masyarakat.

    Baca Juga:

    Lima Jenis Penipuan WhatsApp yang Perlu Diwaspadai

    Kampanye kesadaran publik yang diluncurkan mengidentifikasi lima jenis penipuan melalui pesan WhatsApp yang paling sering terjadi.

    Pemetaan ini didasarkan pada laporan dan pengaduan masyarakat yang diterima oleh pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir.

    1. Pengambilalihan Akun

    Modus ini biasanya dilakukan dengan cara meminta kode verifikasi atau mengelabui korban untuk memberikan akses ke akun mereka.

    Pelaku sering menyamar sebagai pihak resmi WhatsApp atau lembaga tertentu untuk mendapatkan kepercayaan korban.

    Untuk mencegahnya, pengguna disarankan mengaktifkan verifikasi dua langkah menggunakan PIN enam digit, tidak membagikan kode pendaftaran kepada siapapun, menghindari mengklik tautan mencurigakan, serta memeriksa secara berkala perangkat yang terhubung.

    2. Lowongan Kerja Palsu

    Penipuan ini memanfaatkan tingginya angka pengangguran dengan menawarkan pekerjaan yang menjanjikan gaji besar untuk pekerjaan ringan.

    Biasanya, pelaku meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi atau pelatihan sebelum korban menyadari penipuan tersebut.

    Masyarakat diimbau untuk memblokir dan melaporkan kontak mencurigakan, mengabaikan panggilan dari nomor tak dikenal, serta selalu memeriksa kartu konteks sebelum berinteraksi.

    3. Peniruan Identitas

    Pelaku berpura-pura menjadi seseorang yang dikenal korban atau bahkan akun resmi untuk mendapatkan kepercayaan dan mencuri informasi pribadi.

    Nama yang dikenal tidak selalu berarti akun tersebut asli.

    Perlindungan dapat dilakukan dengan menyesuaikan pengaturan privasi, termasuk mengatur siapa yang dapat menambahkan pengguna ke grup atau melihat foto profil.

    Baca Juga:

    4. Penipuan Investasi

    Penipuan ini menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat atau menawarkan kesempatan VIP yang tampak terlalu bagus untuk dipercaya.

    Modus ini sering menyasar masyarakat yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara instan.

    Pengguna disarankan untuk mengabaikan panggilan dari nomor yang tidak dikenal, mengatur siapa yang dapat menambahkan mereka ke grup, serta segera memblokir atau melaporkan kontak yang mencurigakan.

    5. Penipuan Asmara

    Pelaku berpura-pura menjalin hubungan emosional untuk mendapatkan kepercayaan korban, lalu mencoba mencuri uang atau informasi pribadi.

    Modus ini memanfaatkan kebutuhan emosional korban dan biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang.

    Langkah pencegahan termasuk memblokir dan melaporkan kontak yang mencurigakan, memverifikasi identitas sebelum merespons, serta tidak pernah mengirim uang kepada orang yang belum dikenal secara langsung.

    Langkah Perlindungan dan Pencegahan

    Kampanye ini tidak hanya mengidentifikasi jenis-jenis penipuan tetapi juga memberikan panduan praktis bagi pengguna untuk melindungi diri.

    Verifikasi dua langkah menjadi salah satu fitur keamanan utama yang harus diaktifkan oleh setiap pengguna WhatsApp.

    Fitur ini memberikan lapisan keamanan tambahan dengan meminta PIN setiap kali akan melakukan verifikasi di perangkat baru.

    Pembatasan informasi pribadi melalui pengaturan privasi juga menjadi langkah penting.

    Pengguna dapat mengatur siapa saja yang dapat melihat status, foto profil, dan informasi terakhir dilihat.

    Pengaturan ini membantu membatasi akses informasi pribadi yang dapat dimanfaatkan pelaku untuk melakukan penipuan yang lebih terpersonalisasi.

    Pemeriksaan kartu konteks sebelum berinteraksi dengan kontak baru juga ditekankan dalam kampanye ini.

    Fitur ini memungkinkan pengguna melihat informasi tentang pengirim pesan, termasuk nomor telepon dan negara asal, sehingga dapat membantu mengidentifikasi potensi penipuan sejak dini.

    Fitur blokir dan laporkan menjadi senjata utama pengguna ketika menghadapi kontak mencurigakan.

    WhatsApp telah menyediakan mekanisme pelaporan yang langsung terhubung dengan sistem mereka untuk menindaklanjuti akun-akun yang terindikasi melakukan pelanggaran.

    Baca Juga:

    Kolaborasi antara platform teknologi dengan instansi pemerintah dalam kampanye anti penipuan ini menandai babak baru dalam penanganan kejahatan siber di Indonesia.

    Pendekatan multipihak diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna.

    Ke depan, upaya serupa diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan dinamika modus penipuan yang selalu berubah.

    Masyarakat diharapkan tetap waspada dan proaktif dalam melindungi diri, sementara pihak berwenang terus memperkuat sistem keamanan dan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan siber.

    Komentar
    Additional JS