WorldCoin Bantah Token Sebagai Bayaran Verifikasi Iris Mata, Ini Penjelasannya
WorldCoin menegaskan token bukan bentuk kompensasi verifikasi biometrik. Perusahaan juga menjamin keamanan data pengguna.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5209227/original/041584700_1746427952-image--22-.jpg)
Advertisement
Liputan6.com, Jakarta - WorldCoin yang tengah menjadi sorotan baru-baru ini, menegaskan kalau distribusi token yang diberikan bukan bentuk kompensasi atas proses verifikasi identitas melalui teknologi biometrik.
Dalam pernyataan resmi yang diterima, Senin (5/5/2025), Tools for Humanity menyatakan token WorldCoin bersifat opsional, dan hanya dimaksudkan jadi insentif bagi pengguna untuk menjelajahi layanan yang ditawarkan jaringan World.
"Token ini merupakan insentif bagi pengguna untuk menjelajahi dan memanfaatkan jaringan World, yang menyediakan berbagai layanan bermanfaat," tulis perusahaan.
Advertisement
Dijelaskan pula, token tersebut dapat digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan layanan yang disediakan para pengembang melalui platform World.
Dalam pernyataan itu, Tools for Humanity juga menegaskan mereka tidak menyimpan data pribadi maupun biometrik pengguna. Teknologi yang digunakan hanya dipakai untuk memverifikasi keunikan individu, tanpa menyimpannya.
Menurut Tools for Humanity, proses verifikasi tersebut dilakukan memakai perangkat khusus bernama Orb, kamera canggih yang bertugas mengambil gambar mata pengguna untuk menghasilkan iris code, representasi numerik unik pola iris mata seseorang.
Kode tersebut disimpan bukan sebagai data mentah, melainkan dikonversi secara kriptografis menjadi serangkaian angka anonim menggunakan teknologi canggih. Angka itu tidak bisa ditautkan kembali identitas individu mana pun.
Angka anonim tersebut lantas disimpan secara terpisah dalam basis data yang dikelola oleh pihak ketiga independen dan terpercaya, seperti universitas.
Hal ini dilakukan demi memastikan tidak ada aktor tunggal yang mengontrol data, sekaligus menjaga anonimitas pengguna sepenuhnya.
Sementara itu, gambar mata dan iris code asli hanya disimpan sementara di Orb, lalu dienkripsi dan dikirim ke perangkat pengguna. Setelah itu, data akan otomatis dihapus dari kamera.
"Dengan skema ini, kendali penuh atas data ada di tangan pengguna," tulis Tools for Humanity menutup pernyataannya.
Izin Dibekukan, World Setop Sementara Layanan Verifikasi di Indonesia
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,400,20,0)/kly-media-production/medias/5208971/original/081430800_1746422165-WhatsApp_Image_2025-05-05_at_11.01.09.jpeg)
Sebelumnya, Tools for Humanity, perusahaan di balik platform dan layanan verifikasi World, buka suara terkait pembekuan layanan verifikasi mereka WorldID dan Worldcoin oleh Komdigi, beberapa waktu lalu.
Melalui keterangan yang diterima media, Senin (5/5/2025), World menyebutkan pihaknya telah menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela.
Pihak World kini tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan. Demikian dalam pernyataan perusahaan.
"Kami berharap terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya," kata pihak Tools for Humanity.
Mereka juga menyebutkan kalau kehadiran teknologi baru kerap disambut dengan skeptisme dan kekhawatiran, hingga akhirnya diterima oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.
Pihaknya menyontohkan, hal ini seperti saat awal ponsel, mobil, dan komputer hadir pun sempat mendapat reaksi yang keras. Namun seiring waktu, teknologi-teknologi tersebut mampu membawa manfaat besar bagi masyarakat.
"Hal ini menjadi alasan Tools for Humanity sebagai perusahaan yang membangun protokol World, sangat berhati-hati dalam memperkenalkan World di Indonesia," tutur mereka.
Advertisement
World Tegaskan Tak Simpan Data Pribadi Siapa pun
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,400,20,0)/kly-media-production/medias/5208778/original/026513900_1746417126-photo_2025-05-05_10-45-39.jpg)
Saat itu, kata Tools for Humanity, diskusi mendalam dan berkelanjutan dilakukan dengan pemerintah.
Mereka juga mengklaim berupaya memastikan kepatuhan terhadap seluruh regulasi yang berlaku dan menginformasikan kepada masyarakat, melalui konferensi pers, acara publik, hingga kampanye edukatif sebelum layanan diluncurkan.
"Perlu kami tegaskan kembali, kami memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deepfake merajalela," kata pihak Tools for Humanity.
World juga bersikeras bahwa proses pemindaian dan pengumpulan data biometrik dilakukan tanpa menyimpan data pribadi siapa pun.
"Kami menyerahkan kendali penuh atas informasi tersebut kepada sang pengguna. Informasi ini tidak bisa diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity," tutur mereka memungkasi.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4817611/original/090036900_1714471627-Infografis_AI.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar